Beban T

2.6K 213 35
                                    

Pisau itu bagaikan orang lain, seperti fake friends, pembully dan lain lain
Dan jarum bagaikan orang-orang terdekat

Pisau...
Meskipun hati hati di gunakan tetap sering tergores, sakit tentu...
Saat kita di bully, dikhianati, dibenci oleh orang sekitar

Jarum...
Runcing? Tentu
Tajam? Ya
Namun jarang kita terluka saat memakainya..
Namun ntah kenapa, rasanya sangat sakit padahal hanya tertusuk kecil
Begitu juga orang terdekat...
Baik? Tentu
Pengertian? Ya
Namun saat kita di benci rasanya sangat menyakitkan
Walaupun itu sudah sering kita dapat dari orang sekitar, namun saat orang terdekat yang mengatakannya...
Rasanya sakit, melebihi sakit apapun.
~~~


Taufan POV

Saat di kebun belakang aku melihat Thorn yang menatap bunga matahari dengan mata merah habis menangis dan blaze yang juga muram sambil termenung...

Ku hampiri mereka berdua sambil tersenyum
"Halo blaze, Thorn, kalian kok melamun sih..." Ucapku dengan suara riangku

Blaze dan Thorn yang mendengar itu memang agak tersentak dan langsung tersenyum walau ku tau itu senyuman yang agak di paksa...

"Ikutin aku sebentar yok, kesana... Agak jauh dari rumah, mau kan??"

"Boleh deh kak, Thorn juga lagi bosan.. hehe" Thorn mengucapkan nya dengan sedikit kekehan namun menahan sesuatu

Blaze yang diam saja segera aku menarik mereka untuk pergi agak jauh dari rumah, duduk di dekat pohon, ku tau mereka sedang sedih, karna itu aku mengajak nya...

Setelah duduk di situ, ku langsung menyuruh blaze dan Thorn untuk tiduran di paha ku, aku mengelus-elus kepala mereka..

"Kalian sedang sedihkan?? Keluarkan saja semua, ini sudah jauh dari rumah kok, jangan terlalu lama di pendam, kasian nanti jadi stres" aku mengucapkannya sambil tersenyum.

Normal POV

Blaze terkejut, bagaimana bisa kakaknya yang satu ini tetap tau, padahal ia sudah berusaha menyembunyikannya, dan Thorn? Apakah dia sedih?? Bagaimana bisa dia tidak sadar sedangkan Taufan langsung sadar... Blaze melihat Thorn yang langsung mengeluarkan air matanya....

Thorn yang mendengar itu memang agak tersentak, namun ia langsung sedih dan meneteskan air matanya bagai air terjun...

"hiks hiks ka-kakak...." Thorn langsung menangis.

"Ke-ken-knapa Thorn di marahin so-solar-lar??? Padahal Thorn cuman bertanya, Th-thron- thorn cuman ber-ta-nya ya-y-yang Thorn hiks hiks hiks bingu-ung kan, kenapa so-so-so-soll-ar langsung marah kak-ka-kakak.. hiks hiks hiks... Kenapa ekspe-pe-periimen solar juga gag-gaga-gggal hiks hiks hiks" Thorn langsung mengeluarkannya, semua yang ada di hatinya, ia mengeluarkan semua perkataan tajam yang di katakan solar sambil terisak, membuat suaranya kurang jelas, namun Taufan mendengar nya dengan seksama membuat ia mengerti apa yang di katakan Thorn

Blaze yang mendengar juga sedih, semakin sedih, apalagi saat melihat adeknya menangis, ia juga agak menyesal kenapa dirinya tidak sadar...

Blaze juga langsung mengeluarkannya, kesedihan, kepedihan semua yang ada di hatinya dari dulu

"Hwaaaaa 😭, kenapa kak Taufan??? Kenapa banyak yang jahat, dan benci blaze, padahal blaze gak pernah buat masalah, mengapa kak Taufan diam saja saat di bully?? Kenapa ice membenci blaze... Hwaaaaa.. kenapa ice gak mau di elus lagi?? Kenapa ice gak mau nemenin blaze lagi??? Kenapa kak Taufan bisa tau aku lagi sedih??? Mengapa aku gak sadar saat Thorn kesedihan?? Hiks hiks... Kenapa ice berubah?? Kenapa banyak yang benci aku di sekolah??? Kenapa ku juga di bully, kenapa kak Taufan harus merahasiakannya????? Hiks hiks hiks" blaze langsung menangis begitu saja, ia sedih, sangat sedih, namun melihat ada kakak yang begitu peka terhadap dirinya membuat pertahanannya runtuh

the happiness you wasted (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang