Chapter 4

9.2K 1K 27
                                    

"Apa terjadi sesuatu yang menyenangkan?" Zhan bertanya seraya menyelimuti putranya untuk tidur malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa terjadi sesuatu yang menyenangkan?" Zhan bertanya seraya menyelimuti putranya untuk tidur malam.

Sejak makan siang tadi, Junjun terlihat sangat ceria. Hal itu terlihat dari matanya yang bersinar, langkah kakinya yang melompat, lalu caranya meminta tambah makanan. Rasanya sangat jarang putranya bersikap seperti itu.

"Hari ini yang terbaik, mommy," ucap sang putra seraya mengangkat kepalanya dan mencium pipi Zhan.

Jadi, memang benar bahwa Junjun telah mengalami satu hal yang menyenangkan hari ini.

Zhan tersenyum."Apa kau mendapatkan teman baru?" Ia berharap agar suaranya terdengar biasa saja. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia berharap itulah yang terjadi pada putranya.

"Bisa dikatakan begitu. Aku mendapatkan teman bermain basket."

"Oh, ya? Apa dia anak yang tinggal di lingkungan sini?"

Junjun menggeleng. "Dia putra bibi Wang. Namanya paman Yibo."

Tangan berhenti bergerak bersamaan dengan matanya yang melebar terkejut. Tidak! Yibo sudah bertemu dengan putranya.

Seketika Zhan meremang, suhu dingin mengalir di setiap sel-sel tubuhnya. Ia merasa takut jika sesuatu yang ia sembunyikan selama ini ketahuan begitu saja. Dalam ketakutannya, Zhan kembali mempertimbangkan soal pindah rumah. Ia masih belum siap jika Yibo tahu dan akan mengambil putranya.

"Mommy! Mommy!" Junjun menggoyang tubuh sang ibu yang tertegun beberapa saat.

Kesadaran Zhan kembali. Ia segera menguasai dirinya meski ketakutan masih mendiam dalam dirinya.

"Apa yang kau lakukan bersamanya?" suara Zhan bergetar tapi ia berharap Junjun tidak menyadari ketakutan yang menyergapnya.

"Kami bermain basket bersama. Dan kau tahu, mommy, dia sangat pandai bermain basket!"

Ya, Zhan tahu itu. Sangat tahu. Waktu SMA, dia sering melihat Yibo bermain basket di lapangan sekolah saat jam istirahat. Bagi Zhan, pria itu adalah yang paling menawan saat berada di lapangan dibandingkan yang lainnya. Dan putranya, Junjun, mewarisi bakatnya itu.

Bagus! Sekarang ayah dan anaknya telah bertemu. Kira-kira akan bagaimana jadinya kehidupan kami nanti.

"Oh, ya? Kau pasti senang mendapatkan teman main." Suara Zhan kembali seperti biasa dan ia bersyukur. Lebih tepatnya, ia pasrah. Tapi ia tetap ingin mencoba. "Hmm, Junjun, bagaimana kalau kita pindah rumah?"

Kedua alis putranya bertaut seketika secepat Zhan menghentikan kalimatnya. "Apakah harus?"

Hati Zhan berdenyut sakit. Ia tahu kalau ia melakukannya, ia akan sangat mengecewakan putranya karena saat ini Junjun akhirnya menemukan sesuatu yang menyenangkan baginya. Lebih dari apapun di dunia ini, Zhan berani melakukan apapun demi kebahagiaan sang putra. Tapi tidak, bila harus kembali bersama Yibo.

A LITTLE SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang