"Mommy, are you okay?"
Bola mata Junjun mengikuti gerakan Zhan yang sedang memasak di dapur. Sang putra memperhatikan wajah ibunya yang tampak pucat, tidak seperti biasanya, serta cara jalannya yang sedikit berbeda.
Zhan meletakkan sepiring sayur yang baru diangkat dari kompor ke atas meja. "I am okay. Do not worry." Diusapnya kepala Junjun penuh sayang. Lalu duduk di kepala meja. "Makanlah." Senyumnya menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.
Sesungguhnya, Zhan masih merasa lelah. Ia hanya bisa tidur sekitar empat jam saja sebelum kembali ke rumahnya sendiri. Bokongnya juga masih terasa perih.
Ketika ia kembali ke rumahnya pukul enam tiga puluh pagi, nyonya Wang tersenyum penuh arti kepadanya. Wanita itu tampak ingin mengatakan sesuatu tapi ditahannya.
"Maaf, sudah merepotkanmu, bibi. Sampai akhirnya kau harus menjaga Junjun semalaman." Zhan merasa tidak enak.
Ia tersenyum. "Kalau itu artinya aku akan menerima kabar baik dari kalian, tidak masalah." Matanya berkilat menggoda menatap Yibo dan Zhan silih berganti. "Tidur bersama cucuku adalah pengalaman menyenangkan untukku." Tangannya terulur membelai wajah Zhan. "Kau tampak lelah. Jaga kesehatanmu." Kalimat itu memiliki makna yang sangat dalam.
Zhan tertawa dengan canggung ketika rasa malu mulai menyarapi dirinya. Ya, tentu saja wanita itu tahu apa yang telah terjadi di antara dirinya dengan Yibo. Sebagai wanita dewasa ia sangat tahu.
"Ma, ayo pulang." Yibo menarik lengan ibunya supaya tidak menggoda Zhan lagi.
Pria manis itu melambaikan tangan kepada mereka dan menghela napas ketika sudah sendirian. Masih satu jam lagi biasanya Junjun akan bangun. Itu artinya sekarang ia masih punya waktu untuk membersihkan diri lalu menyiapkan sarapan.
Sembari menguap Zhan melangkah perlahan menaiki tangga menuju kamarnya. Sesekali meringis karena rasa perih yang mendiami bagian bawahnya.
Seusai sarapan, Junjun langsung menggendong bola basketnya, bersiap keluar rumah.
Melihat hal itu, dengan cepat Zhan menahannya. "Junjun, kau mau ke mana?"
"Ke rumah paman Yibo, mommy. Berlatih basket. Hari ini Jichun akan datang dan kami berjanji akan bertanding."
"Tidak!" tolak Zhan dengan tegas. "Kau baru saja menyelesaikan sarapanmu. Tidak baik langsung berlari ataupun melompat."
Zhan kembali melanjutkan perkataannya tatkala melihat Junjun sudah membuka mulut, siap mendebatnya. "Satu jam. Kau baru boleh pergi satu jam lagi. Lagipula Jichun belum akan datang sepagi ini."
"Jichun akan datang jam sembilan nanti, mommy. Kalau dia datang, sudah akan terlambat bagiku untuk berlatih."
Zhan menggeleng. "Tidak. Ketika dia tiba pun, kalian pasti tidak akan langsung bertanding. Kau masih memiliki waktu untuk berlatih saat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE SECRET ✓
FanfictionXiao Zhan tak mengira akan bertemu kembali dengan Wang Yibo setelah sepuluh tahun berpisah. Namun, kali ini Xiao Zhan bertekad supaya Wang Yibo tidak boleh lagi mendekati dirinya karena ia memiliki sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh pria...