"Sebenarnya aku juga pindah kemari. Kebetulan sekali. Kau dan aku bersama lagi." Yibo menyeringai lebar
Kebetulan sekali?
Zhan terbelalak ngeri. Mendapati Yibo tinggal di tempat yang sama dengannya merupakan masalah yang tak pernah diimpikannya. Perutnya menegang.
"K-kau akan tinggal bersama ibumu?" Zhan berusaha bernapas senormal mungkin di tengah rasa gugup yang mencengkeram dirinya. "Tapi ibumu bilang ...."
"Oh, kau sudah bertemu ibuku rupanya," sela Yibo diiringi kekehan kecil, membuat Zhan memaki dirinya sendiri karena keceplosan. "Ya, aku sudah punya rumah sendiri sebenarnya."
Di Beijing? Tapi Zhan tak mau mengungkapkannya. Ia membiarkan pertanyaan itu hanya ada dalam hatinya.
Jadi, Zhan memilih diam untuk menunggu pria itu. Ia tidak mau terjebak lagi dalam percakapan yang akan membuat Yibo mengira bahwa ia mencari tahu apapun tentang diri pria itu dari ibunya.
"Tapi kupikir ibuku yang pindah ke tempat baru ini akan sedikit mengalami kesulitan beradaptasi jadi kuputuskan untuk menemaninya." Itu adalah kebohongan kecil yang bisa dipikirkan Yibo dalam sepersekian detik.
"Tapi pekerjaanmu?"
Yibo mengangkat sebelah alisnya. Pria itu ingin tahu seberapa jauh Zhan mengetahui tentang dirinya.
Baiklah. Zhan akan meladeninya sebentar. "Kris bilang kalau kau mempunyai bisnis properti di Beijing," Ia memberitahu.
Kelihatannya Kris benar-benar tertarik dengan pribadi Yibo sehingga pria temannya itu menepati janjinya untuk mengajak Yibo makan siang bersama seminggu setelah pesta berlalu.
Sebenarnya Zhan was-was, takut kalau Kris akan membuka lagi mulut embernya kepada Yibo. Namun, menelisik sikap Yibo saat ini tampaknya Kris tidak mengatakan apapun yang sifatnya krusial tentang dirinya. Mungkin saja kedua pria itu hanya mengobrol soal bisnis.
"Ya, itu benar." Yibo menaikkan kedua alisnya seraya memiringkan kepala. "Tapi aku bisa bekerja dari sini," ia tersenyum.
Hati Zhan mencelos. Kemudian berpikir apakah ia harus pindah dari kota ini. Tapi hal itu akan berdampak buruk bagi perkembangan sosial putranya. Sangat sulit bagi Junjun untuk bisa menyesuaikan diri di satu daerah yang baru.
"Sekaligus aku memiliki proyek renovasi the mansion yang baru kubeli," Yibo menjelaskan lebih lanjut.
Zhan tersentak. "Kau membeli rumah besar itu?" kata-kata itu meluncur sebelum ia sempat menghentikannya.
Yibo tersenyum lebar. "Kau masih ingat rupanya."
Zhan menjilat bibirnya sambil mengusap lehernya, malu. "Samar-samar."
Bagaimana mungkin ia bisa lupa? The mansion, demikian orang-orang menyebutnya karena rumah besar bergaya victoria kuno itu sangat terkenal sewaktu ia SMA. Rumah yang sangat mewah dan selalu terang benderang pada malam hari. Seringkali, kala itu, ia dan Yibo berjalan-jalan menyusuri trotoar hingga sampai diujung blok sebelum sampai ke rumah neneknya, lalu berhenti memandangi the mansion.
Satu ketika, saat Yibo mengajaknya mengutarakan harapan pada bintang yang jatuh, Zhan mendapati dirinya berharap mansion itu suatu saat akan menjadi rumahnya. Tentu saja, pada saat itu, mimpi remajanya mengikutsertakan Yibo di dalamnya.
Mulut Zhan cemberut. Betapa bodoh dan polosnya ia dulu.
"Apa kau ingin melihat bagian dalamnya?" Yibo merogoh sakunya dan mengeluarkan serangkaian kunci, mengayunkannya di antara jarinya. "Aku akan dengan senang hati menunjukkannya padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE SECRET ✓
Fiksi PenggemarXiao Zhan tak mengira akan bertemu kembali dengan Wang Yibo setelah sepuluh tahun berpisah. Namun, kali ini Xiao Zhan bertekad supaya Wang Yibo tidak boleh lagi mendekati dirinya karena ia memiliki sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh pria...