Chapter 7

8.4K 993 107
                                    

Yibo duduk bersandar di kursi dapur dan meneguk es tehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yibo duduk bersandar di kursi dapur dan meneguk es tehnya. Ia gelisah tanpa alasan yang jelas sejak ciumannya dengan Zhan tadi. Sewaktu Zhan mengajak Junjun untuk pulang, anak itu menolak dengan alasan masih ingin bermain. Sedang ibunya bersikeras mengajak anak itu pulang. Lagi-lagi Yibo harus mencoba menengahinya. Tanpa membuat pria manis itu tersingung, ia mengatakan akan mengantar sendiri Junjun pulang dengan selamat ke rumahnya.

"Ini hari minggu, biarkan anak-anak bermain sampai puas. Masih ada beberapa jam lagi sampai langit gelap. Biarkan saja Junjun."

"Tapi aku punya pekerjaan yang harus kulakukan di rumah. Aku harus mempersiapkan rotiku untuk besok."

"Begini saja, biarkan Junjun bermain sebentar lagi, aku pasti akan menjaganya dan mengantarnya pulang dengan selamat. Aku berjanji."

Zhan menatap keseriusan yang terlukis di wajah tampan Yibo lalu beralih pada Junjun di sampingnya yang masih menunduk dengan wajah merengut sejak diberitahu bahwa ia akan pulang.

"Apa kau janji tidak akan berbuat hal yang berbahaya lagi seperti naik pohon?" Zhan berbicara pada putranya.

Merasa sang ibu bersikap pengertian, Junjun mengangkat wajahnya dengan cepat. Wajah masamnya telah berganti dengan sebuah senyuman. Anak itu mengangguk patuh. "Aku janji, mommy. Aku hanya akan bermain dengan Jichun."

"Kalau kau berbuat sesuatu yang berbahaya lagi, maka kupastikan selama satu minggu kau hanya akan berada di dalam rumah," Zhan memperingatkan putranya dengan serius. Membayangkan Junjun berada dalam situasi yang berbahaya seperti tadi sangat menakutkan baginya. "Aku akan menerima laporan sikapmu dari bibi Wang." Ia tidak akan bertanya pada Yibo karena pria itu pasti akan bekerja sama dengan putranya. Atau minimal Junjun akan berusaha membujuk Yibo agar tidak mengatakan padanya.

"Baiklah, mommy. Aku berjanji. Terima kasih. Kau yang terbaik, mommy!" Junjun memeluk Zhan sangat erat. Lalu kembali berlari melintasi halaman ketika Jichun memanggilnya untuk bermain.

Zhan merasa bahwa putranya telah banyak berubah belakangan ini, mungkin karena pengaruh ia sudah punya teman bermain sekarang. Ia juga tidak malu-malu lagi ketika berbicara dengan orang dewasa lain seperti kakak Yibo dan suaminya. Peningkatan kemampuan sosialisasi Junjun membuat hati Zhan senang bukan main. Ia sudah seperti anak seumurannya sekarang. Junjun yang sering duduk di sudut tokonya sambil termenung dan belajar perlahan menjadi anak yang ceria.

Begitu meyakinkan bahwa putranya sudah aman, Zhan berpaling pada Yibo. "Tolong, antarkan dia pulang sebelum jam tujuh malam."

Yibo mengangguk menyanggupi. "Pasti! Apa kau mau kuantar?"

"Tidak." Zhan menggeleng. "Aku membawa mobilku sendiri. Jaga Junjun baik-baik," pesannya sambil melangkah pergi.

Sebenarnya Yibo masih ingin berbicara dengannya tapi tampaknya pria manis sangat ingin cepat-cepat menghindarinya. Barangkali masih merasa tidak enak karena peristiwa di dapur tadi. Akhirnya, Yibo hanya bisa membiarkan ia pergi.

A LITTLE SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang