"Apa kau sudah sehat?"
Tanya seorang suster senior yang baru saja memasuki kamar rawat Zhan beserta dua orang suster muda di belakangnya.
"Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak?" tanyanya lagi sembari memeriksa infus di tangan Zhan, mengukur suhu tubuh, dan mencatatnya pada kertas yang dibawanya.
"Aku merasa sehat-sehat saja pagi ini, terima kasih," Zhan menjawab seraya memandangi sang suster lekat-lekat. Lalu mengerutkan kening seperti sedang berpikir. Di seberangnya, seulas senyum ditarik oleh bibir Yibo.
"Ya, kulihat kondisimu memang sudah membaik kecuali darahmu masih rendah. Anda harus banyak makan dengan lebih teratur. Dan kalau memang anda tidak kuat, jangan memaksakan diri untuk naik roller coaster. Tubuhmu tidak akan sanggup menahan kecepatan aksinya. Wajar kalau anda pingsan seperti kemarin begitu turun dari sana," sang suster menuturkan panjang lebar seperti seorang ibu yang mengomeli anaknya karena tidak mendengarkan nasihat sebelumnya.
Wajah Sean memerah diiringi senyumnya yang memaksa. Matanya melirik pada Yibo yang duduk di sofa seberangnya. Pasti pria itu yang melaporkan kejadian tentang dirinya secara terinci pada rumah sakit. Bikin malu saja.
"Ngomong-ngomong, kau sudah berubah, ya? Aku sampai pangling," nada suara sang suster berubah menjadi lembut. Sementara Sean menatapnya bingung. Kalimat itu menandakan kalau sang suster mengenal dirinya sebelumnya. "Putramu juga sudah besar. Kau pasti sudah mengasuhnya dengan baik." Ia tersenyum dengan tulus.
Sejak melihatnya tadi, Sean merasa wajah suster tersebut sangat familiar baginya. "Apa kita pernah bertemu, suster?"
"Kau pasti sudah lupa karena sudah sepuluh tahun berlalu," jawab suster. "Aku juga tak mengenalimu sebelumnya sampai namamu muncul di arsip rumah sakit dan riwayat kesehatan yang kau alami."
Mata Zhan mengerjap tak mengerti.
"Kau pemuda yang bingung ketika tahu bahwa kau hamil setelah memeriksakan diri di rumah sakit ini. Aku melihatmu menangis di sudut ruangan karena tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan bayi dalam perutmu. Apa kau ingat?"
Kalimat "Oh!" yang terlontar menjadi pertanda bahwa Zhan sudah mengingatnya. "Kau suster yang waktu itu?" ujarnya terpana. "Rupanya anda masih bekerja di sini."
Suster itu tersenyum, "Syukurlah kalau kau bisa mengingatnya. Meski banyak sekali orang yang sudah kurawat tapi kami semua mengenalimu karena permasalahan yang kau miliki sangat istimewa. Kami tidak mungkin semudah itu melupakanmu. Jadi bagaimana hidupmu sekarang? Apa kau bahagia bersama anakmu? Bukankah menyenangkan bisa memiliki anak?"
Zhan tersenyum dan mengangguk. "Aku sangat bahagia bersama putraku. Terima kasih untuk kebaikanmu waktu itu padaku."
"Tidak perlu sungkan. Aku sudah sering melihat anak seusiamu yang bingung saat tahu kalau dia hamil setelah ditinggal kekasihnya." Di sisi lain, wajah Yibo berubah muram saat mendengarnya. "Aku hanya melakukan sedikit saja dari tugasku."
KAMU SEDANG MEMBACA
A LITTLE SECRET ✓
FanfictionXiao Zhan tak mengira akan bertemu kembali dengan Wang Yibo setelah sepuluh tahun berpisah. Namun, kali ini Xiao Zhan bertekad supaya Wang Yibo tidak boleh lagi mendekati dirinya karena ia memiliki sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh pria...