12

360 34 4
                                    

TERDAPAT  ADEGAN MATURE


===============================
Pintu menganyun terbuka dan ada gerakan tiba-tiba dan suara benturan keras terdengar disertai umpatan.
=========================

Terburu-terburu keluar dari kamar tidur, Ji Na  berteriak, "siapa disana!" ia menyalakan menyalakan lampu---lalu mematung.

Tentu saja, ia mengenali sosok adiknya, bahkan dalam kegelapan. Seakan dilemparkan ke sana, Mi Rae telentang di kursi malas, tidak terluka, tetapi terkesima.

Di tengah-tengah ruangan, Min Tae Gu menahan lelaki yang hampir sebesar dirinya di lantai. Dia menempelkan laras senjata keras-keras ke rahang orang asing itu.

Di bawah cahaya lampu, Mi Rae melihat senjata itu dan menjerit. "Ya Tuhan! Apa yang kaulakukan?
Siapa kau?"

Min Tae Gu tidak mengalihkan tatapan dari tahanannya.
Sambil mengangguk ke arah Ji Na, dia berkata, "Aku bersamanya."

Ketika Mi Rae dan lelaki itu menoleh ke arahnya, Ji Na menggoyangkan telunjuk.

Min Tae Gu menyodok si lelaki. "Siapa kau?"

Bibir lelaki itu mengatup rapat. Sambil mengangguk ke arah Mi Rae, dia menjawab, "Aku bersamanya."

Min Tae Gu mengerutkan kening.
Mi Rae  bangkit dari kursi dengan gerakan yang Ji Na kenali sebagai gaya menyerang.

"Tunggu." Ji Na tidak tahu apa yang terjadi, atau siapa lelaki di lantai, tetapi ia tidak akan mengizinkan adiknya melompat menyerang Min Tae Gu. Ji Na tidak ingin adiknya terluka. "Semuanya, tolong tenang sebentar, kumohon."

"Bicara memang mudah," lelaki di bawah Min Tae Gu menukas cepat.
Orang asing itu menahan telapak tangan mengapit kepala, terbuka dan tidak mengancam. Namun, sesuatu dalam caranya membalas tatapan Min Tae Gu membuat Ji Na gugup.

Min Tae Gu tidak bergerak-yang berarti dia tidak melukai lelaki itu, tetapi juga tidak membiarkan orang itu bangkit.

Ji Na menarik selimut lebih rapat lagi. "Tae Gu ssi, ini adikku, Yoon Mi Rae."

"Jangan sakiti dia," Mi Rae  memperingatkan. Kemudian, kepada Ji Na, dia bertanya, "Apa yang terjadi di sini?"

"Min Tae Gu, emm, melindungiku. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia orang baik."

Ketidakpercayaan terpancar di wajah pucat Mi Rae sebelum dia bisa mengumpulkan keberanian lagi. "Baiklah, kalau begitu, suruh dia melepaskan Ji Pyeong." Dia terlihat siap menerjang ke arah Min Tae Gu jika Min Tae Gu membuat gerakan yang salah, jadi Ji Na  mendekatinya. Jika perlu, Ji Na akan menahan adiknya. Tetapi, semoga saja itu tidak perlu, terutama dengan keadaan tanpa busana di balik selimut.

"Tae Gu ssi," Ji Na berkata. Min Tae gu sepertinya sedang ingin membunuh. "Sungguh, dia memang adikku, aku bersumpah."

"Adik, mengerti." Dengan kebimbangan yang jelas terpancar, Min Tae Gu mundur sedikit, tetapi terus menodongkan senjata ke arah lelaki asing itu.

"Han Ji Pyeong." Si lelaki asing terbaring di sana, tidak benar-benar terhina karena serangan itu. Dia memiringkan kepala untuk menatap Ji Na. Mata yang begitu gelap sehingga nyaris tampak hitam memperhatikan Ji Na. Bulu matanya yang panjang dan indah mungkin terlihat feminin pada lelaki lain, tetapi tidak membuat nya begitu. "Aku senang melihat kau baik-baik saja, Ji Na ssi"

Ji Na mengerjapkan mata. "Kau mengenalku?"

"Hanya dari cerita Mi Raea kepadaku, yang selalu memujimu, tapi tidak termasuk keterlibatanmu dengan senjata api."

HOT SAUCE (cinta penuh tantangan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang