Saat ini, setelah aman di kamar motel yang kecil namun bersih, Ji Na berusaha menyusun pikiran-pi- kiran. Agar tidak rubuh, ia harus menyusun prioritas kebutuhan yang mendesak, yaitu makanan, pakaian, tidur, mandi.. la melirik diri sekilas, dan bergidik. Mandi dulu, yang pasti.
Sekarang, setelah bebas, ia tidak akan semalaman lagi tidur dengan kondisi tubuh yang kotor. Dan, selapar apa pun, Ji Na tidak ingin makan dengan tangan yang kotor.
Mengerahkan keberanian yang hampir pudar, ia menoleh ke arah Min Tae Gu.Min Tae Gu luar biasa besar, dan terlihat sangat kasar. Melihat Min Tae Gu bertelanjang dada saat mereka masih di lapangan parkir pasti membuatnya agak ketakutan, bahkan meskipun hanya diterangi sinar bulan, Ji Na melihat beberapa bekas luka di dada, rusuk, dan pundak pria itu, yang tampak seperti luka goresan pisau dan peluru yang telah sembuh. Bahkan kini, setelah Min Tae Gu berpakaian lagi, hanya berdiam diri di dalam ruangan, dia tampak berkuasa, dengan kekuatan yang terlihat jelas.
Namun, setelah diancam terus-menerus selama sembilan hari oleh para binatang paling jahat yang bisa dibayangkan, Ji Na dapat mengetahui niat buruk hanya dari melihat penampilan seseorang.Min Tae Gu tidak berniat buruk. Ji Na menduga, Min Tae Gu menggunakan kekuatan yang luar biasa untuk melindungi, bukan untuk melukai. Meskipun Tae Gu tidak dikirim untuk menyelamatkan dirinya, tidak dijanjikan bayaran atas usahanya, Tae Gu menolong Ji Na, tidak meninggalkannya di sana.
Sekarang, entah Min Tae Gu sadar atau tidak, dia terjebak bersama Ji Na akan membayar lelaki itu setelah Tae Gu setuju menjaga keselamatannya.
"Maafkan aku, kumohon, tapi jika aku boleh meminta lebih jauh.."
"Dengar!" Lelaki besar itu berpaling dari tempat tidur kecil tempat dia meletakkan tas perbekalan dari kulit yang sudah usang. "Tak perlu lagi omong kosong penuh sopan santun itu. Kau telah lolos dari neraka, bukan?"
Sepasang mata hitam, dibingkai bulu mata yang sangat tebal, membuat Ji Na tertegun. Kerutan alis hitam Min Tae Gu menunjukkan betapa menjijikkannya kondisi fisik Ji Na saat ini.
Ji Na mengangguk. "Tentu saja." Sepuluh kali lebih kejam daripada neraka. Dalam imajinasinya yang terliar sekalipun dan seperti yang sudah banyak terbukti, imajinasinya kadang-kadang bisa cukup liar, ia tidak pernah membayangkan skenario mengerikan bagaimana bisa selamat. Namun, ia telah melewatinya. Dan sekarang, ia harus memikirkan langkah selanjutnya, sambil tetap melindungi diri sendiri.
"Aku tidak ingin kau bersikap formal." Tae Gu meletakkan botol air di nakas dekat tempat tidur Ji Na. "Aku pun tidak ingin kau melawan. Kau perempuan mungil, mungkin beratmu tak lebih dari lima puluh kilogram."
Ji Na menatap diri sendiri. Beratnya dulu sekitar 55 kilogram, tetapi sekarang... dia tidak tahu. Pasti bobotnya menurun. Tetapi, sebanyak itu.
"Kau terluka," Min tae Gu melanjutkan, "kelaparan, lelah, mengalami dehidrasi, dan luar biasa kotor."
Entah mengapa ingin menangis lagi, Ji Na merengut. "Maksudmu?"
"Jika kau ingin meledak, silakan. Aku sama sekali tidak akan menghakimimu, dan ini akan tersimpan di antara kita saja."
Betapa baiknya Min Tae Gu, meyakinkan Ji Na agar memercayainya.
"Tidak, terima kasih." Yoon Ji Na belum lolos dari neraka yang baru saja terbentang di hadapannya sekarang. "Aku akan baik-baik saja."
Min Tae Gu bersedekap di depan dadanya yang juga berotot. Bayangan janggut membuat rahangnya terlihat kasar. Buku-buku jarinya terlihat seolah dia baru saja menghantam sesuatu-atau seseorang. Ji Na benar-benar berharap yang dihantam itu salah satu babi yang memperlakukannya dengan be- gitu kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT SAUCE (cinta penuh tantangan) End
FanficMin Tae Gu, intelijent bayaran, hidup dengan aturan yang keras dan mengikat: pekerjaan tidak pernah boleh bercampur dengan kehidupan pribadi. Namun, Min Tae Gu betemu dengan Yoon Ji Na, seorang penulis yang menjadi korban penculikan yang berhasil d...