4

377 38 54
                                    

==========================
Suara yang mengejutkan terdengar dari seberang lapangan parkir. Terperanjat, tatapan Min Tae Gu beralih dan terpaku ke telepon umum di dekat pintu depan toko.. tepat di tempat ia meninggalkan JiNa.

Sial.
============================

Min Tae Gu merubuhkan sipengemudi dengan menyiku rahangnya dan sudah berlari secepat mungkin sewaktu melihat seseorang menyergap Ji Na dari belakang. Melingkarkan lengan di leher Ji Na, dan menutup mulut Ji Na dengan tangan satunya.

Penglihatan Min Tae Gu berubah menjadi merah. Memelesat tanpa bersuara, ia semakin mendekati Ji Na. Lelaki yang memegangi Ji Na berusaha menyeretnya ke arah Charger yang menunggu, tetapi
Ji Na meronta dan melawan, sehingga si penyergap harus mengendalikannya sekuat tenaga.
Orang-orang di sekeliling mereka menonton dengan ngeri, tetapi tidak membantu.

Min Tae Gu tidak memerlukan bantuan. Sebelum para bajingan itu bisa memasukkan Ji Na ke mobil, ia akan melumpuhkan mereka. Tak peduli jika mereka berdua. Bahkan berempat sekalipun. la tidak akan membiarkan mereka menculik
Ji Na lagi.

Mendengar teriakan si pengemudi mobil, penyerang Ji na mendongak dan melihat Min Tae Gu berlari ke arahnya. Dengan mata melebar melihat amarahnya, lelaki itu melepaskan Ji Na dengan sentakan lalu melompat ke Charger hitam yang sudah bergerak.

Ban-ban mobil berdecit saat keluar dari lapangan parkir.
Rubuh ke arah tembok batu bata di hadapan toko, dengan barang belanjaan bertebaran di sekelilingnya, Ji Na terbatuk dan tersengal. Air mata mengaliri pipinya yang pucat, karena cekikan tadi, bukan ratapan.

Orang-orang yang lewat berkerumun di sekelilingnya. Seorang perempuan mengumpulkan barang Ji Na yang berjatuhan dan, karena Ji Na tidak mampu menerima, dia meletakkan barang-barang belanjaan itu di dekat kaki Ji Na.

Dengan tatapan terpaku ke Ji Na, Min Tae Gu menembus kerumunan dan mengulurkan tangan.

"Ji Na Ya."

Ji Na menghambur ke arah Min Tae Gu. Memeluk tubuh Ji Na dengan erat, Min Tae Gu mendekatkan wajah Ji Na ke dada dan membiarkannya bersembunyi dari para penonton yang melongo. "Aku ada di sini, Ji Na Ya. Sudah aman sekarang."

Namun, sebenarnya tidak, dan mereka sama-sama mengetahuinya.
Seseorang sangat menginginkan
Ji Na sehingga rela mengambil resiko menculiknya di tengah lapangan parkir yang penuh. Si pengemudi truk hanyalah pengalih perhatian bagi Min Tae Gu dan ia terjebak.

Murka, terhadap diri sendiri, membuat Min Tae Gu agak lebih kasar daripada yang dinginkan sewaktu mendorong Ji Na kebelakang untuk mengamati wa- jahnya. "Kau terluka?"

Dengan mata sedikit liar, wajah masih pucat, Ji Na menggeleng, menjawab dengan suara bergetar, "Tidak. Kupikir tidak."

Namun, lututnya berdarah, dan sekali lagi rambutnya berantakan. Tae Gu sudah menyaksikan banyak hal seumur hidup, memiliki reputasi atas responsnya yang tenang dan penuh perhitungan. Melihat Ji Na seperti ini membuatnya tersiksa oleh perasaan yang sangat ganjil.

Dengan dingin dan kaku, ia menyambar siku Ji Na dan meraih kantong-kantong belanjaan. "Ayo."

Min Tae Gu nyaris menyeret Ji Na sepanjang perjalanan, tetapi ia tidak ingin mengambil risiko lagi. Seseorang di belakang mereka berteriak,

"Aku sudah menelepon polisi. Mereka dalam perjalanan."

Min Tae Gu mengabaikannya. Polisi pasti ingin Ji Na tetap berada di sana untuk menjawab beberapa pertanyaan, dan itu bukan yang ia inginkan melainkan menyingkirkan Ji Na secepat mungkin dari sini, menjauhi bahaya.

HOT SAUCE (cinta penuh tantangan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang