6

326 35 22
                                    

============================
Ji Na baru saja membuka kulkas saat mendengar gerakan di belakang.  Setiap suara kedengarannya bertambah keras, bergema lagi dan lagi di pikiran.
============================

Sewaktu penglihatannya bisa beradaptasi, ia memandang lurus ke depan dan melihat Mina , anjing Min Tai Gu yang lebih tua, duduk di atas kedua kaki belakangnya, membalas tatapan Ji Na. Di samping Mina, Kitty menunggu tanda-tanda sambutan darinya.

Oh, Tuhan Yang Maha baik.

Kabut dalam pikiran Ji Na memudar digantikan rasa malu.
Merasa lemas, Ji Na jatuh berlutut. Dengan air mata yang terasa menyengat, ia menatap kedua anjing itu. "Kalian membuatku ketakutan setengah mati."

Bisikannya pasti kedengaran seperti undangan, karena kedua anjing itu mulai maju.

"Tidak," Ji Na mendesis, mengangkat tangan dan berusaha melihat dari balik air matanya yang terus mengalir. Meskipun kepingan-kepingan mug tidak terlalu kecil, ia tidak ingin mengambil risiko apa pun. "Diamlah. Tolong." Ia rela mati jika hewan-hewan peliharaan Min Tae Gu terluka karena reaksi konyolnya.

Lampu-lampu di atas menyala, menyilaukan Ji Na.

la menudungi mata dan menemukan Min Tae Gu berdiri di sana, di ambang pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

la menudungi mata dan menemukan Min Tae Gu berdiri di sana, di ambang pintu. Dengan rambut berantakan dan mata berat karena masih mengantuk, Min Tae Gu mengamati keadaan, menatap Ji Na yang terduduk di lantai, kemudian ke mug pecah di dekat Ji Na.Tatapannya kembali terpaku ke arah Ji Na.

Min Tae Gu hanya mengenakan celana pendek, dan kaki telanjangnya terbuka lebar.
Jantung Ji Na langsung melonjak, liar dan tak beraturan.

"Maafkan aku," Ji Na berbisik.

Min Tae Gu melepaskan Ji Na dari tatapan mata gelap indahnya yang menusuk, dan malah memanggil anjing-anjing itu agar mendekat. Dia membelai kedua anjing itu. "Kalian mau keluar?"
Saat kedua anjing itu setuju dengan antusias, Min Tae Gu berkata kepada Ji Na, "Jangan bergerak. Aku akan segera kembali."

Tidak ada emosi dalam suaranya, tidak ada nada menyalahkan, terkejut atau.. apa pun. Ji Na tidak tahu bagaimana harus mengartikannya.

Min Tae Gu melangkah melewati Ji Na menyeberangi dapur, menuju ruang keluarga, ke arah pintu belakang. Membeku, dengan rasa malu yang mencekiknya, Ji Na tetap di sana, di lantai. la tidak yakin akan bisa bergerak.

Ketika Min Tae Gu kembali, Ji Na mendengar diri sendiri berkata, "Kembalilah tidur, kumohon," meskipun itu yang paling tidak ia inginkan dari Min Tae Gu. "Akan ku bersihkan ini dan- "

"Ssh... Ji Na Ya"

Itu nada paling lembut yang pernah Ji Na dengar dari mulut Min Tae Gu, sehingga air matanya semakin menggenang dan membanjir. Ji Na menekankan kepalan tangan ke mata yang basah, berusaha menghentikan aliran emosi, tetapi malah semakin tersedu.

HOT SAUCE (cinta penuh tantangan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang