Typo awas
Happy Reading
_____
Chirp chirp
Suara kicauan burung terdengar menandakan pagi telah tiba. Sinar mentari mulai memasuki tiap ruang, membuat beberapa orang terbangun untuk mulai melakukan aktivitas mereka.
Kouki mengerjapkan matanya pelan ketika sinar mentari menyapa pandangannya. Tangannya memegang dahinya yang tak lagi panas, Ia sudah sembuh.
Kouki Merenggangkan otot badan kemudian mengganti baju olahraga. Setelah bersiap-siap, Ia bergegas keluar rumah dan memulai olahraga pagi.
Seperti biasa, suasana jalanan masih sepi. Namun, lari Kouki terhenti ketika melihat mobil dan sosok tak asing berdiri di ujung gang. Segera Kouki berlari menghampiri mobil itu.
"Kenapa kau di sini Sebastian?"tanya Kouki pada Sebastian yang berdiri di samping mobil. Namun bukannya menjawab, Sebastian justru membuka pintu penumpang belakang. Oh astaga, perasaan Kouki tak enak. Ia merasa akan disuruh kerja paksa lagi.
"Kenichi-sama memanggil anda"ujar Sebastian mendorong pelan tubuh Kouki agar masuk ke mobil. Ia kembali masuk ke kursi kemudi lalu menancapkan gas mobil.
Kouki menangis dalam hati. Setelah diusir sekarang disuruh pulang, pasti ada alasan penting kenapa Kenichi menyuruh Kouki pulang. Dasar ada udang di balik bakwan.
Tak lama kemudian, mereka sampai di mansion. Tempat tinggal Kouki dan Kenichi.
Tanpa menunggu Sebastian, Kouki membuka pintu mobil. Ia segera menghadang Sebastian yang ingin membuka pintu mobil menggunakan kakinya. "Sekarang kau bawa 1 pelayan perempuan ke rumah Oba-chan untuk masak sarapan, biar aku sendiri ke Onii-chan"
Kouki menurunkan kakinya dari pintu mobil, meninggalkan goresan pada mobil milyaran itu. Kouki mengangkat bahu tak peduli kemudian berjalan memasuki mansion megah itu.
Tanpa ancang-ancang, Kouki menendang pintu ruang kerja Kenichi. "Onii-chan kenapa..."Kouki berhenti berbicara ketika melihat orang lain di ruang kerja Kenichi. "Wah wah apa yang terjadi di sini?"ucap Kouki tersenyum manis namun di beberapa mata orang terlihat menakutkan.
"Aku di sini untuk bekerjasama"
Kouki menatap Kenichi yang mengangkat bahu seolah tak tahu apa-apa. Ini berarti kakaknya tak ingin ikut campur.
"Wah kerjasama macam apa yang diinginkan oleh seorang Hasegawa Langa sampai rela datang kesini di pagi hari?"sinis Kouki duduk di hadapan Hasegawa.
"Aku ingin kita bekerjasama agar perusahaanku kembali normal"ujar Hasegawa menundukkan kepalanya. Tak mementingkan harga diri karna kini nasib perusahaan dan hidupnya berada di ujung tanduk. Ia menyerahkan beberapa dokumen yang langsung dibaca oleh Kouki.
"Memang kerjasama macam apa ini?"tanya Kouki meremehkan. Ia terus membaca dokumen dengan cepat dan teliti. Otaknya dengan cermat memahami tiap kalimat di dokumen itu.
Hasegawa mengepalkan tangannya di bawah meja. Ia menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar. "Aku ada berbagai macam produk baru, dan aku yakin itu semua akan laku karna orang-orangku sudah mensurvei dari masyarakat"
Kouki mengangkat sebelah alisnya. "Lalu?"ujarnya menyeringai.
"Aku tak menemukan investor"ujar Hasegawa.
"Produksi 3 produk ini, Keuntunganku 60% tiap produk maka aku akan tanda tangan"tantang Kouki menyerahkan kembali dokumen yang telah Ia baca.
Kepalan tangan Hasegawa semakin mengerat. Namun Ia tak punya pilihan lain. "Baiklah"ujarnya pasrah akan nasib dan menyerahkan kontrak kerjasama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Dimension | HAIKYUU
FanficWARNING!!! [BoyxBoy] [Yaoi area] Yoshida Hadji, seorang pria berumur 26 tahun. Ia seorang atlet voli timnas di negaranya. Terkenal? Oh sudah jelas. Kaya? Hitung sendiri kalau bisa. Tampan? Oh tak perlu ditanya lagi, bahkan anak kecil berumur 5 tahu...