Bab 2
Indra & motel di kota Samarinda
(Sekitar tengah Tahun 1990an)
Indra (Yang merupakan salah satu tokoh di kisah Rumah 9 Hujan) adalah adik dari ibu saya, yang berperawakan tinggi, berkulit putih, dan tubuhnya dipenuhi tattoo.
Ia bekerja di toko distributor onderdil / spareparts sepeda motor milik ayahnya di kota Surabaya.
Waktu itu, Ia masih berumur awal 40an tahun
Seringkali, Ia harus bepergian keliling ke beberapa kota di pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan; untuk menawarkan barang ke toko-toko spareparts sepeda motor di kota-kota tersebut. Dan juga, untuk menagih pembayaran dari mereka.
Suatu hari, Ia berkunjung di kota Samarinda,di provinsi Kalimantan Timur, untuk menawarkan barang di beberapa toko di kota itu.
Ia menginap di suatu motel kecil di dekat pusat kota Samarinda.
Motel itu tidak terlalu tua.
Mungkin usia bangunannya sekitar 10 atau 20 tahunan.
Kecil ukurannya, namun bersih.
Malam itu, seusai Indra berkeliling menawarkan barang-barang ke beberap toko, Ia kembali ke motel itu dan membersihkan diri di dalam kamar mandi.
Perutnya sangat lapar.
Seusai membersihkan diri, Ia berjalan menuju depot kecil di seberang motel.
Di dalam depot itu, ketika sedang menyantap makanan di atas meja, Ia mencuri dengar pembicaraan beberapa orang yang sedang makan disana juga sambil menunjuk-nunjuk motel di seberang depot itu.
Motel tempat Indra menginap malam ini.
"Motel itu dibangun di atas tanah di mana dulunya ada rumah tempat terjadinya pembunuhan satu keluarga oleh perampok. Makanya, seram sekali itu motel. Katanya banyak setannya disana. Katanya malam-malam, sering ada tamu motel itu yang berteriak ketakutan gara-gara digodai oleh setan anak kecil disana. Hiii...merinding bulu kudukku", kata salah satu dari orang-orang itu.
Orang-orang lainnya hanya bergidik menanggapi kata-kata orang itu.
Indra hanya mendengus dan tertawa kecil mendengarnya.
Ia memang pernah bertemu dengan setan sebelumnya, beberapa tahun yang lalu di Rumah 9 Hujan dan beberapa kali di tempat yang lain.
Ia merasa sangat takut waktu itu.
Namun,Ia percaya bahwa pertemuannya dengan setan di Rumah 9 Hujan waktu itu adalah yang paling menyeramkan dalam hidupnya.
Selesai menyantap makan malamnya, Ia segera kembali ke motel itu.
Ia duduk di kursi plastik di depan kamar motel itu.
Indra menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam.
Pikirannya benar-benar kosong.
Ia baru menyadari sesuatu.
Motel ini sepi sekali.
Ia tidak melihat ada orang lain yang menginap di motel ini.
Hanya dirinya sendiri.
Dibalik asap rokok yang keluar dari bibirnya, Ia melihat bayangan anak kecil yang sedang berlarian di kamar motel di depannya.
Indra mengibaskan tangannya untuk menghilangkan asap rokok di depannya.
Tidak anak kecil di kamar motel depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
00:44 TENGAH MALAM PERTAMA
HorrorKumpulan kisah-kisah nyata yang menyeramkan dan berdasarkan cerita-cerita nyata. Jilid 1.