Bab 3

296 5 0
                                    


Bab 3

Dimas & Gunung Siwa

(Tahun 2017)

Dimas adalah salah satu teman baik saya, yang suka hiking atau mendaki gunung.

Ia adalah seorang pria bertubuh sangat kurus dan agak tinggi.

Waktu itu, Ia masih berumur 33 tahun.

Dimas ini gemar mengkoleksi alat-alat mendaki gunung, senter, dan pisau lipat yang berharga cukup mahal.

Pagi itu, sekitar jam 4 pagi, Dimas bersama keempat temannya, memakai mobil Jeep, berangkat dari kota asal mereka di Surabaya menuju ke Gunung Siwa, yang berada di antara Kabupaten Malang dan Lumajang, di provinsi Jawa Timur.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di kaki Gunung Siwa.

Mereka meninggalkan mobil Jeep mereka di pos pendakian awal yang ada disana.

Dimas dan teman-temannya mulai bersiap-siap untuk mendaki Gunung Siwa ini.

Perbekalan sudah siap. Peralatan pendakian sudah siap. Dan tenda yang masih dalam kondisi belum terpasang, juga sudah mereka bawa.

Mereka pun mulai berjalan mendaki Gunung yang tinggi ini.

Hari sudah mulai sore. Mereka sudah mendaki selama beberapa jam.

Hujan rintik-rintik tiba-tiba turun.

Dimas dan teman-temannya memutuskan untuk beristirahat dulu di bawah pohon-pohon besar, sambil menyantap bekal mereka dan menunggu hujan berhenti.

Mereka semua duduk dibawah pohon-pohon besar dan di dekat tebing yang terjal.

Langit berwarna sangat gelap dan udara menjadi sangat dingin.

Mereka berempat menyantap bekal mereka sambil bersenda gurau.

Dimas tiba-tiba menghentikan gurauannya.

Ia mendengar sayup-sayup suara tangisan dan teriakan perempuan meminta tolong, dari arah bagian bawah tebing.

Bulu kuduknya mendadak berdiri tegak.

Dimas berjalan turun ke arah tebing dan berusaha mendekati asal suara teriakan perempuan itu berada.

Ia melangkah dan melangkah.

Pikirannya serasa kosong.

Seperti terhipnotis.

Ia melangkah terus ke bawah dan menuju ujung tebing.

Tiba-tiba, ada yang memegang bahunya dari belakang.

Pikirannya kembali dan Ia menoleh ke belakang.

Salah satu temannya, anggap saja namanya Agus, memegang bahunya dan menariknya sehingga jatuh terjerembab.

Agus langsung bertanya kepadanya , "Mas, awakmu lapo mlaku nang kono? Ampir titik kon lugur nang jurang iku lho maeng!!! Saklangkah maneh,wes modiar awakmu!!!" (Mas, kamu kenapa kok jalan kesana? Hampir sedikit kamu jatuh ke jurang itu lho tadi!!! Satu langkah lagi, langsung tewas kamu!!!).

Dimas terlihat bingung dan tidak bisa menjawab pertanyaan Agus.

Salah satu teman Dimas yang lain, anggap saja namanya Yono, ikut menghampiri Agus dan bertanya kepadanya, kenapa kok Dimas berjalan menuju tebing terjal tadi.

Akhirnya, setelah pikirannya benar-benar sudah kembali, Dimas bercerita bahwa tadi Ia mendengar suara perempuan yang menangis dan berteriak minta tolong dari arah bagian bawah tebing.

00:44 TENGAH MALAM PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang