Bab 5

143 4 0
                                    


Bab 5

Saya&Gabby dan setan kecil gundul

(Tahun 2005)

Waktu itu, saya sudah berumur 21 tahun.

Saya sedang berkuliah jurusan Manajemen Pemasaran, semester 3 , di salah satu Universitas Kristen yang terkenal di kota Surabaya bagian Selatan.

Gabby, pacar saya waktu itu, masih berumur sekitar 16 tahun , dan masih duduk di kelas 2 SMU di salah satu SMU Kristen di daerah Surabaya Timur.

Kami berdua sudah berpacaran sekitar 1 tahun lebih.

Ya, memang banyak yang menggoda saya waktu itu karena berpacaran dengan anak SMU.

Tapi, saya merasa kami berdua nyaman-nyaman saja berpacaran dan pembicaraan kami berdua masih bisa "nyambung" (Cocok) , waktu itu.

Singkat cerita, pada suatu hari, ketika saya sedang mengunjungi rumah Gabby, kami berdua mengobrol lama dan saya sempat menceritakan mengenai bagaimana saya pernah bermain Jalangkung dengan teman SMU saya dan bagaimana setan kecil itu kadang-kadang masih mengikuti saya kemana-mana.

Saya sering bermimpi bertemu dengan setan kecil itu sejak saya bermain Jalangkung ketika masih SMU.

Kadang-kadang, jika saya sedang sendirian di rumah, saya merasa ada anak kecil gundul yang duduk di lantai di dekat saya sedang mengamati saya.

Saya juga kadang-kadang jika sedang berada di kamar mandi di malam hari, merasa ada anak kecil gundul yang memperhatikan saya di dalam kamar mandi.

Gabby mendengarkan cerita-cerita saya dengan wajah yang takut dan tegang.

Ia menyuruh saya untuk berhenti menceritakan pengalaman-pengalaman menyeramkan saya itu.

Takut tidak bisa tidur malam ini, katanya.

Kami lalu melanjutkan dengan bersenda gurau sampai sore hari.

Saya lalu pergi ke rumah teman saya di daerah Surabaya Barat, untuk mengerjakan materi presentasi kuliah saya bersama-sama dengan teman saya itu.

Jam sudah menunjukkan jam 9 malam.

Saya berpamitan dengan teman saya itu dan segera menyetir pulang melewati jalan tol, untuk mempersingkat waktu.

Di tengah laju mobil saya yang sekitar 100Km/jam, di jalan tol yang bercahaya remang-remang itu, saya tiba-tiba melihat ada seorang anak kecil gundul yang menyeberang jalan tol, sekitar 3 meter dari posisi mobil saya.

Saya secara refleks menekan pedal rem, dengan mendadak dan keras sekali.

Mobil saya berdecit hebat dan sempat miring ke kiri.

Jantung saya berdegup dengan sangat kencang.

Darah di dalam tubuh saya terasa sangat panas.

Dan, kedua penglihatan bola mata saya terasa berpendar-pendar.

Untung sekali, tidak ada mobil lain di bagian belakang dan depan saya.

Kalau ada, mobil saya pasti sudah menabrak mobil-mobil tersebut.

Saya menoleh ke jalan tol di bagian belakang mobil saya.

Tidak apa-apa disana.

Tidak ada siapapun disana.

Cepat sekali menghilangnya anak kecil gundul itu, pikir saya dalam hati.

Jangan-jangan...

Ah, tidak mungkin. Mata saya pasti kelelahan. Sampai "ketok-ketoken" (Melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada), kata saya dalam hati.

00:44 TENGAH MALAM PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang