Bab 8
Sarinah dan genderuwo hutan
(Sekitar tahun 1982)
Cerita yang ini saya dengar sendiri dari salah satu pembantu rumah tangga yang pernah bekerja di Rumah 9 Hujan.
Kita anggap saja nama pembantu rumah tangga tersebut adalah Sarinah.
Waktu itu, Sarinah masih berumur sekitar 7 tahun dan bertempat tinggal di desanya, di daerah Kabupaten Banyuwangi.
Desanya terletak jauh di dalam hutan yang lebat dan akses masuknya sangat susah.
Belum ada jalan yang berkondisi bagus di sana, yang bisa dilalui oleh mobil atau bus, pada waktu itu.
Sangat terpencil sekali desa ini.
Sarinah dan teman-temannya ini sangat suka sekali bermain di waktu sore, di dekat pinggiran hutan yang lebat.
Orang tuanya sudah melarangnya untuk bermain di pinggiran hutan lebat setelah Adzan Maghrib terdengar.
Bisa "kelebonan" (Kerasukan) atau "digondol genderuwo" (Diculik Genderuwo) nanti, kata orang tuanya.
Sarinah bukan merupakan anak kecil yang penakut.
Jadi, Ia tidak pernah menggubris kata-kata orang tuanya itu.
Setiap hari, Ia selalu bermain di pinggiran hutan lebat itu sampai jauh setelah Adzan Maghrib terdengar.
Suatu sore, Sarinah sedang bermain dengan teman-temannya di dekat pinggiran hutan lebat.
Tidak jelas bermain permainan apa.
Sekitar jam 17:45, Adzan Maghrib terdengar berkumandang dari Masjid kecil di dekat desa itu.
Semua anak-anak segera berlari meninggalkan daerah pinggiran hutan itu dan kembali ke rumah mereka masing-masing.
Sarinah tetap bermain disana.
Salah temannya mengajaknya pulang,
"Nah,ayok,wes bengi iki. Wes peteng. Moleh yok! Engkok kene diseneni bapak mbok e kene lho!"
(Nah,ayo,sudah mala mini.Sudah gelap.Pulang yuk! Nanti kita dimarahi bapak ibu kita lho!)
"Engkok sek. Aku sek dolanan. Takmarino sek. Kon moleh o sek ae"
(Nanti dulu. Saya masih bermain. Saya selesaika dulu. Kamu pulanglah dulu saja)
,jawab Sarinah tanpa menolehkan kepalanya ke arah wajah temannya itu.
"Lho,ayok,Nah. Moleh. Medeni lho ndek kene. Engkok awakmu digondol genderuwo, kapok!"
(Lho,ayo,Nah. Pulang. Menakutkan lho di sini. Nanti kamu diculik genderuwo,kapok!)
Sarinah tidak menjawab.
Akhirnya, temannya itu berkata , "Yowes lah. Kon iki dikandani, gak iso. Tak moleh sek yo!" (Ya sudah. Kamu ini diberitahu, tidak bisa. Saya pulang dulu ya!)
Temannya itu berlari meninggalkan Sarinah disana.
Cahaya matahari sudah mulai menghilang seluruhnya.
Gelap dan dingin udara disana.
Hanya terdengar suara sayup-sayup Adzan Maghrib dan suara jangkrik yang berbunyi nyaring.
Sarinah tetap bermain di pinggiran hutan lebat itu.
Sekitar 30 menit kemudian, Sarinah akhirnya memutuskan untuk berjalan pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
00:44 TENGAH MALAM PERTAMA
TerrorKumpulan kisah-kisah nyata yang menyeramkan dan berdasarkan cerita-cerita nyata. Jilid 1.