22. Tawuran

123 15 0
                                    

suara riuh motor membuat semua anggota Antranos keluar dari Warnos.

"siapa?"tanya Farel.

"Black wolf bang."

sautan dari salah satu anggota Antranos membuat inti Antranos maju paling depan terutama Satria, ketua Antranos dan Radhit wakil Antranos.

"kalian ada cari masalah dengan Black wolf?"tanya Satria.

karena sebelumnya tidak pernah ada yang mencari ribut dengan Antranos karena etitud mereka yang sangat luar biasa tetapi mungkin tidak dengan Black wolf dari angkatan pertama Black wolf mempunyai masalah dengan Antranos tetapi semua itu sudah selesai karena keputusan ketua dari dua kubu tersebut.

"sorry bang, dari salah satu kita ada yang nikung cowok dari salah satu Black wolf yang sekarang ada di rumah sakit karena di keroyok sama salah satu anggota kita."ucap Asep.

"kenapa gue gak tau masalah itu?"tanya Satria.

"maaf bang,"ucap mereka dengan menundukkan kepalanya.

"jangan nunduk sekarang kalian minta maaf kepada salah satu Anggota Black-"ucapan Satria terpotong karena teriakan dari Dirga ketua Black wolf.

"Satria Ryan Alveno!"teriak Dirga degan menghentikan motornya lalu turun dan menghampiri Satria dengan di belakangnya seratus anggota.

"sorry bang ini cuman salah paham antara Anggota kita,"ucap Satria.

"sorry Lo bilang."ucap Dirga dengan memberikan Bogeman kepada perut Satria secara tiba-tiba.

"kita omongin baik-baik bang inget perjanjian antara Bang Ais dengan Bang Helmi,"ucap Satria.

"Serang!"perintah Dirga.

terjadi lah tawuran Antara Black wolf dengan Antranos, Antranos yang kalah jumlah membuat mereka kesulitan.

Bogeman demi Bogeman Dirga layangkan kepada Satria.

Satria sedikit ke walahan karena energi Dirga yang begitu kuat, Satria dan Dirga sempat berteman baik saat dulu tetapi semenjak Dirga kuliah dan sibuk Mereka jarang bertemu.

sama-sama shok ketika mendengar jabatan ke-duanya sama-sama Ketua geng motor, satu hal yang Satria tahu tentang Dirga.

Dirga itu mempunyai watak yang keras kepala, Satria tahu itu dari sejak pertemuan yang tidak sengaja dari keduanya.

"bang apa gak bisa di bicarakan baik-baik?"tanya Satria yang sedikit terengah-engah nafasnya.

"gue tau Lo baik, tapi gue gak bisa maafin anggota Lo. anggota gue masuk rumah sakit sampe koma bego!"ujar Dirga yang lagi-lagi membuat Satria terkejut.

Dirga terus melayangkan tinjunya ke arah perut, mulut, dan wajah Satria. Seolah-olah Satria adalah pelampiasan dari amarahnya terhadap Ali.

sama halnya degan Radhit, Radhit terus melawan Beni yang menurutnya lawan yang sebanding denganya.

Radhit cukup takjub dengan lawannya ini sebelumnya Radhit tidak pernah kewalahan ketika melawan seseorang mau tentang omongan ataupun otot.

Apa Radhit jodohkan saja Beni dengan Alleta?

ahk pikiran macam apa ini? pikir Radhit membuatnya kecolongan, bisa Radhit lihat jika Beni ini pemarah.

hal itu tidak akan Radhit lakukan untuk menjodohkan Alleta dengan Beni.

tendangan dan pukulan yang di berikan Dirga kepada Satria terus menerus di layangkan, Satria hanya menghindar tanpa mau melawan.

bagaimanapun yang salah di sini adalah anggotanya.

menurut Satria percintaan hanya bisa merusak persahabatan yang telah terjalin, semuanya terbukti saat ini ketika cinta membodohi otak dan pola pikiran setiap orang.

****

Satria bisa melihat ketika Ferel dan Ferro sama kewalahan dengan dirinya dan Radhit, saat pukulan dari belakang yang akan mengenai Ferro sebisa mungkin Satria membantunya dengan berteriak.

"Fer belakang Lo!!"teriak Satria.

"bang kita bicarakan baik-baik jangan kaya gini,"ucap Satria.

"Bangsat!!"teriak Ezra dari arah sana, Ezra memang sejak tadi belum datang karena ada barang yang harus di beli Ezra dan Zia.

Ezra membantu Ferro dan Farel yang sudah kewalahan, tidak perlu di ragukan di antara Ferro, Farel, dan Ezra. Ezra lah yang paling jago berantem di antara mereka.

"Lo datang tepat waktu Bro!!"ucap Ferro

Mba Yani dan mang Dadang melihat tawuran tersebut seketika menegang, entah apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan tawuran di antara ke-dua kubu yang sedang sama-sama bertahan tersebut.

"duh gimana nih Bu?"tanya mang Dadang.

"ibu juga tidak tahu,"jawab Mba Yani.

"apa telfon nak Aghatta?"

"ya sudah cepetan!"

mang Dadang akhirnya menghubungi Aghatta, sedangkan Mba Yani mengambil Toa yang ada di dalam rumahnya.

Mba Yani menyalakan sirine yang mirip sekali dengan sirine polisi, tanpa di sangka oleh mang Dadang aksi Mba Yani berhasil membuat mereka bubar.

Mba Yani dan mang Dadang langsung menghampiri Satria yang tergeletak lemas.

"Sat!"teriak sahabat-sahabatnya menghampiri Satria.

-kisah Satria & Aira-

#salam author

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok Cici ya!!

spam komen suapaya semangat upnya !

Thanks you four taking the time.
Don't forget to vote and comment.

kisah Satria & Aira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang