34. Berubah

161 17 0
                                    

"kenapa?"tanya Radhit kembali.

"gue gak ada apa-apa santai bro ini cuman masalah kaya biasanya."ujar Satria kembali berjalan dan duduk di sofa.

Ezra dan Radhit hanya manggut-manggut mendengar jawaban Satria, walau mereka tahu ini bukan masalah seperti biasanya.

tetapi Satria keras kepala mana bisa mereka memaksa jika Satria tidak ingin bercerita kepada mereka walaupun sudah selelu di ingatkan.

"jika ada masalah Cerita."mereka selalu berucap seperti itu namun Satria masih kekeh dengan pendiriannya untuk tidak membebani pikiran orang lain karena Satria tahu jelas, bahwa bukan hanya dirinya yang mempunyai masalah tetapi semua orang juga namun mereka pandai menutupinya.

Dan pada akhirnya mereka tidak memperpanjang urusan Satria, mereka bermain PS dengan asik.

*****

inti Antranos lagi-lagi telat masuk sekolah, semalam mereka bergadang bermain PS di apartemen Satria. walaupun sudah di ingatkan oleh Radhit mereka tetep bermain PS.

"Radhit curang anjir, dia udah masuk."ujar Ezra.

"lewat belakang aja kali, biasa juga lewat belakang."ujar Farel memberikan ide yang sangat cemerlang pikir mereka.

"Sat Lo mau kemana?"tanya Ferro.

"warnos."jawab Satria dengan singkat.

"Lo bolos lagi bos?"tanya Ezra yang hanya di balas deheman dari Satria.

"udahlah, pelajaran pertama bolos aja nanti pelajaran kedua kita masuk."ucap Farel yang di angguki oleh mereka.

dan akhirnya mereka memilih untuk bolos di Warnos, ternyata bukan mereka saja banyak anak-anak Antranos yang membolos.

"gue kira, gue doang yang bolos anjir."ujar Ezra dengan terkekeh kecil.

"kita kan sehati bang,"ucap Baim.

"pala Lo sehati, gue mah ogah sehati sama Lo, gue masih waras."ucap Ezra bercanda.

bercandaan lelaki dan perempuan mamang sangat berbeda, lelaki selalu tidak pikir panjang namun selalu di maklumi dan tahu mana becanda mana tidak.

sedangkan perempuan bercanda sedikit saja sudah emosi, apalagi kalo bercanda dengan laki-laki bukanya tertawa malah jatuh cinta.

mereka duduk di pos dengan di temani secangkir kopi dan gorengan hangat, yang sangat terkenal akan kelezatannya.

*****

bel istirahat berbunyi Satria berjalan di koridor untuk menyimpan tasnya di kelas, saat di koridor XI Satria bertemu dengan Aira.

Satria terus berjalan tanpa menoleh ke arah Aira sedikit pun, Aira sadar jika ada yang aneh dengan Satria.

namun sebaiknya Aira diam saja mungkin ada masalah dengan gennya pikir Aira.

Satria terus berjalan dengan wajah yang dingin, sesampainya di kelas Satria langsung melemparkan Tasnya kesembarang tempat.

lalu mendudukan bokongnya di dekat Radhit, Radhit hanya diam sembari menikmati bekal yang di bawa Aghatta.

"kesiangan?"tanya Radhit yang di angguki oleh Satria.

"tadi Ara cariin Lo."

"ngapain?"

"ya kan Lo pacarnya, kenapa gak samperin aja sih."ujar Radhit, Radhit semakin curiga jika Satria memang ada masalah dengan Aira namun Satria sangat menutupnya dengan rapat-rapat.

"gak penting,"

"gak penting Lo bilang, Lo chek bawah meja Lo deh ada kotak nasi dari Ara."ucap Radhit, membuat Satria langsung mengambil kotak nasi tersebut yang berisikan dua roti yang selalu Ara bawakan untuk dirinya.

"buat Lo aja,"

"Lo gak liat gue udah dapet kotak nasi juga, bisa-bisa gue di amuk lagi sama Aghatta."

"nah pas, nih buat Lo."ujar Satria memberikan kotak nasi tersebut kepada Ferro, dengan senang hati Ferro langsung melahap roti yang berisikan selai kacang dan coklat tersebut.

"enak bos, tumben Lo baik sama gue."ucap Ferro dengan mulut yang penuh.

"gue selalu baik sama Lo."

"eh iya bos Lupa gue."ujar Ferro yang terkekeh kecil.

dari arah belakang Ferro, Aira melihat kotak nasinya berada di tangan Ferro yang berarti Satria memberikannya kepada Ferro.

"hai,"sapa Aira.

"Hai Ra,"balas Radhit dan Ferro bersamaan.

"kamu udah makan rotinya?"tanya Aira, padahal Aira tahu bahwa roti yang di bawanya sudah di makan Ferro.

sedangkan Ferro menatap Tupperware tersebut lalu menatap Satria dan Aira.

"maaf Ra ini punya Lo?"tanya Ferro.

"iya,"Jawab Aira.

"sorry Ra, tadi Satria kasih ini ke gue kirain gue emang punya Satria. maaf Ra sekali lagi."ujar Ferro merasa bersalah.

"iya gapapa, santai aja Fer."ujar Aira dengan tersenyum ramah.

"aku mau ngomong bentar boleh?"tanya Aira Kepada Satria.

Radhit dan Ferro berjalan keluar, membiarkan Satria dan Aira berbicara. dan Radhit menyuruh anak-anak kelas XII bahasa 2 untuk tidak masuk kelas.

keheningan terjadi membuat Aira merasa tidak nyaman dengan situasi ini, entah kenapa Aira merasa ada yang menjanggal dalam hubungannya dengan Satria.

"kamu kenapa?"tanya Aira.

"gue gapapa,"jawab Satria dengan singkat, padat dan jelas.

"kamu bohong, kamu berubah aku bisa rasain itu."

"gue gapapa Ra!"ujar Satria dengan suara yang meninggi membuat Aira memejamkan matanya.

"kamu marah sama aku?"

"gue bilang enggak, ya enggak!!"

"ta-tapi kenapa kamu bentak aku Satria."

"karena Lo nya gak ngerti-ngerti."

"plis kasih tahu aku, apa kesalahan aku."

"Lo masih nanya, apa kesalahan Lo?"ujar Satria dengan menyeringai tajam.

Aira hanya diam, menahan tangisnya. Aira mengigit bawah bibirnya agar tangisannya tidak keluar.

"sekarang seolah-olah gue yang salah ya Ra?"

-kisah Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok rainhujan_ yu!!!

spam komen suapaya semangat upnya !



kisah Satria & Aira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang