33. Cowok

113 14 0
                                    

Satria dan Radhit telah sampai di Warnos, tadi Satria dan Radhit tidak sekolah alias Alfa ataupun membolos. Satria dan Radhit ada pertemuan antara ketua dan wakil antara geng di basecamp BlackCarlos.

cukup ramai dan menyenangkan karena orang-orangnya yang ramah dan murah senyum, BlackCarlos mengadakan bakti sosial tahunan di daerah Jakarta Selatan yang langsung di setujui oleh semua para ketua dan wakil.

setelah selesai merencanakan baksos, Satria dan Radhit langsung kembali ke Warnos. sebelum kembali ke Warnos Radhit sempat mengabarkan bahwa hari ini semua anggota Antranos berkumpul di lapangan basket dekat Warnos.

saat sampai Satria dan Radhit langsung di sambut oleh pesan dari sang kekasih melalui Farel.

"Bos, tadi Ara kesini katanya kalo Lo udah balik tolong hubungi dia ataupun ke toko kue bundanya."ucap Farel yang di angguki oleh Satria.

"setelah urusan baksos selesai gue nyamperin Ara ke toko kue aja, kayanya dia khawatir karena gue gak hubungi dia sama sekali."batin Satria bermonolog.

"buat Lo Dhit kayanya si Aghatta ngambek deh."ujar Farel.

"gue udah hubungi dia,"ujar Radhit memberi tahu Farel, sedangkan Farel hanya ber oh ria.

***

setelah semuanya berkumpul di lapangan basket dekat Warnos, Satria mulai menyampaikan tujuannya mengumpulkan mereka semua.

"gue disini sebagai ketua Antranos mengumpulkan kalian semua untuk memberi tahu jika baksos tahun ini di selenggarakan di daerah Jakarta Selatan."ujar Satria dengan lantang.

"nanti persiapannya akan di beritahukan di grup Antranos, takutnya ada yang terlupakan."ujar Satria kembali.

"Antranos!!"teriak Satria dan Radhit secara bersamaan.

"loyalitas tanpa batas!!"jawab mereka dengan kompak.

setelah di bubarkan, Satria pamit untuk penemui sang kekasih. Satria melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata menembus kemacetan ibu kota.

****

saat sampai di toko kue Bunga, Satria melihat sosok lelaki yang sedang berpelukan dengan Aira membuat hatinya berdenyut nyeri.

Satria terus memperhatikan interkoneksi antar keduanya, terbesit ingin menghajar cowok itu namun di urungkan oleh Satria.

ketika sang lelaki ingin hendak mencium kening Aira namun Aira menolaknya, membuat hati Satria semakin sakit. kemarahannya sudah tidak bisa di tahan lagi.

Satria pergi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menyalip beberapa kendaraan bermotor dan mobil, pikiran Satria saat ini benar-benar kacau.

Satria mengarahkan motornya menuju gedung tua, tempat dimana Satria menyatakan perasaannya kepada Aira.

bayangan saat Aira berpelukan bersama sang lelaki yang tidak Satria kenal terus berputar dalam pikirannya, Satria menghentikan motornya lalu berlari menaiki anak tangga.

hujan mengguyur ibu kota seolah-olah mengetahui suasana hati Satria saat ini, pikirannya benar-benar kacau.

Satria berteriak, mengeluarkan semua kekesalannya dengan meninju dinding membuat kulit tangannya berdarah lalu hilang terhapus Air hujan.

"Aira kenapa Lo hancurkan hati gue!!"teriak Satria kembali.

"kenapa Lo hadir di hidup gue kalo ujung-ujungnya menaruh luka kembali."ujar Satria terduduk lesu menatap lurus dengan memegangi rambutnya dengan keras.

hendphonenya terus berdering, membuat Satria membantingkan iphone-nya yang baru saja di belikan oleh sang kakak.

saat ini Satria tidak ingin menghubungi siapapun, Satria tidak ingin membuat hati siapapun tersakiti oleh ulahnya.

Satria hanya terduduk lemas sambil memegangi kedua kakinya di bawah derasnya air hujan, Satria terus menatap lurus ke depan.

bayangan tentang Aira terus berputar dalam ingatannya, sebisa mungkin Satria menghalaunya jauh-jauh agar tidak terus menyakiti hati dan pikirannya.

setelah hujan reda Satria memutuskan untuk pulang ke Apartemennya, Satria masih melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menyalip semua kendaraan.

****

sampai di Apartemen Satria langsung membersihkan badannya dan Menganti pakaiannya, Satria membuat kopi hangat untuk menemaninya menonton di ruang tengah.

setelah selesai membuat kopi Satria duduk di sofa dan mulai menyalakan rokoknya, Satria sesekali menyeruput kopi panasnya.

Tanpa sadar Satria telah menghabiskan hampir empat bungkus rokok, sampai-sampai bibirnya terasa pait dan menghitam.

suara ketukan pintu membuat Satria harus membukakan pintu, entah siapa yang jelas sangat mengganggu sekali pikir Satria.

ternyata itu adalah Radhit yang membawa sekantung pelastik, yang Satria sudah tahu isinya apa. Satria menyuruh Radhit untuk membelikan soto Betawi kesukaanya.

Radhit melihat raut wajah yang tidak biasa yang di tunjukan oleh Satria, Radhit bisa menebak Satria mempunyai masalah.

mulai dari rambut yang tak rapi, raut wajah yang terlihat kesal, dan empat cangkang rokok. Radhit tahu jika Satria mempunyai masalah maka rokok adalah bahan pelampiasannya, katanya sih biar tenang ujar Satria saat di tanya oleh Radhit.

"Lo lagi ada masalah?"tanya Radhit dengan mendudukan bokongnya di kursi mini bar apartemen Satria.

"gue gak lagi ada masalah,"ucap Satria dengan nada dingin, Radhit tidak salah lagi jika Satria benar-benar punya masalah.

"gue kenal Lo udah lama,"ujar Radhit.

skakmat!!

Satria lupa untuk membuang semua cangkang rokok yang ada di meja ruang tengah, Radhit dan inti Antranos yang lainya tau betul kebiasaannya jika dirinya sedang ada masalah.

"kenapa?"tanya Radhit kembali, Radhit mengikuti Satria yang kembali duduk di sofa dengan membawa semangkuk soto Betawi yang tadi Radhit bawa.

namun Satria tak kunjung berbicara sampai akhirnya suara ketukan pintu apartemennya kembali terdengar pasti itu sahabat-sahabatnya, Radhit membuka-bukan pintu Apartemen Satria dan ternyata benar itu adalah Ezra, Farel, dan Ferro.

Mereka berjalan keruang tengah, lalu mereka duduk di sofa karena kursi yang tidak cukup mau tak mau Farel duduk di bawa bersama dengan Ezra.

Farel, Ezra, dan Ferro melihat beberapa cangkang rokok, mereka saling tatap lalu tatapan mereka tertuju kepada Satria.

sedangkan Satria yang di tatap tidak merasa risih ia terus melanjutkan aktivitas makannya, setelah menghabiskan soto Betawi Satria berjalan menuju belakang untuk menyimpan piring kotor tersebut lalu mengambil minum.

Satria sengaja memperlambat aktifitas di dapurnya agar teman-temannya tidak curiga dan menanyakan hal yang pasti Satria tahu, Radhit dan Ezra menghampiri Satria dan duduk di mini bar.

sedangkan Ferro dan Farel sedang asik bermain PS, Satria membalikan badannya menemukan sahabatnya yang menatap tajam kearah dirinya.

tatapan yang sangat mengintimidasi, pikir Satria.

"Lo kenapa?"

-kisah Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok rainhujan_ yu!!!

spam komen suapaya semangat upnya !

kisah Satria & Aira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang