36. Pingsan

244 18 0
                                    

"Ara!!"teriak mereka bertiga bersaman dengan Air mata yang terjatuh.

sedangkan inti Antranos hanya terdiam melihat itu semua, apa maksud dari omongan Aira barusan.

"telfon ambulan plis!"teriak Aghatta frustasi.

Radhit pun menghubungi ambulan, Satria hanya terpaku dengan apa yang terjadi di hadapannya.

"Lo puas?!"

"Lo puas hah?!"tanya Alleta yang di tahan oleh Farel.

Alleta menangis di dekapan Farel, hatinya begitu hancur melihat sahabatnya yang menerima hari terakhirnya yang begitu menyakitkan.

"sabar, kita berdo'a Ara baik-baik aja ya,"ucap Farel dengan mengelus rambut Alleta.

***

ambulan pun akhirnya datang, Aira di baringkan di brankar. setiap murid bertanya-tanya apa yang sudah terjadi dengan Aira.

Satria hanya terduduk lemas, apa perlakuannya sudah keterlaluan?

inti Antranos menghampiri Satria yang sedang melamun, Radhit berusaha menenangkan Satria namun hasilnya nihil.

Satria sedari tadi hanya melamun, Bahkan saat guru bertanya pun Satria menghiraukannya. pikirannya terus tertuju kepada Aira.

"Satria,"panggil sang guru yang lagi-lagi tidak ada jawaban dari Satria.

"Sat,"panggil Radhit dengan menyenggol lengannya.

"eh, iya Bu."ujar Satria.

"kamu kenapa?"tanya Bu Ratih dengan nada yang lembut.

"saya tidak apa-apa Bu cuman lagi banyak pikiran saja,"

"karena Aira?"tanya Bu Ratih tepat sasaran, siapa yang tidak tahu jika Satria dan Aira berpacaran bahkan kepala sekolah pun tahu.

"enggak kok Bu,"ucap Satria berbohong.

"kalian kerjakan soal di depan, dan untuk Satria kamu ikut saya."ujar Bu Ratih berlalu pergi yang di ikuti oleh Satria.

Satria dan Bu Ratih duduk di bangku taman sekolah, Bu Ratih tidak bisa  membiarkan Satria terus memikirkan hal lain saat sedang belajar.

"Satria, ibu tanya sekali lagi kamu kenapa?"tanya Bu Ratih.

"Bu, apa ibu pernah cemburu karena pacar ibu pelukan sama cowok lain?"tanya Satria dengan hati-hati.

"Aira?"tanya Bu Ratih yang di angguki oleh Satria.

"cemburu itu wajar Satria, namun kamu tidak boleh di bodohkan oleh cemburu. kamu harus cari tahu apa yang terjadi sebelumnya, karena terkadang kita hanya manyalah artikan sebuah keadaan. jangan sampai kamu menyesal Satria, kamu tahukan Aira itu baik dan ramah kepada semua orang."ujar Bu Ratih membuat Satria terdiam.

"iya Bu."

"oh iya, ibu mau nanya tadi Aira pingsan kenapa dan Sampi ada ambulan?"

"sebelum pingsan, Aira dan saya bertengkar sampai-sampai Aira mimisan dan pingsan."

"mimisan?"

"iya,"

"terus kenapa kamu gak chek kondisi Aira, Satria!"ujar Bu Ratih gereget dengan tingkah muridnya yang satu ini.

"saya sama dia udah putus Bu,"

"emang kenapa kalo udah putus, duh ibu jadi pusing gini sama kamu."

"ya saya harus apa dong Bu?"

"bentar, biar ibu bantu."ujar Bu Ratih dengan menghubungi seseorang, setelah selesai menghubungi seseorang Bu Ratih kembali duduk di samping Satria.

"kamu mau tau dimana Aira di rawat?"

"tidak Bu,"

"bagus, ibu tau dimana Aira di rawat."

"dimana Bu?"

"rumah sakit Cendrawasih."

"makasih Bu udah mau bantu saya, saya pergi dulu."ucap Satria berlalu pergi setelah mencium tangan Bu Ratih, sedangkan Bu Ratih hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku muridnya.

Satria berlari menuju kelasnya untuk mengambil kunci motor dan jaketnya, saat sampai kelas Satria langsung mengambil tas dan jaketnya menghiraukan tatapan murid-murid dan pertanyaan Sahabatnya.

"Lo mau kemana?"tanya Radhit.

"rumah sakit,"

"Aira?"tanya Radhit kembali yang hanya di angguki oleh Satria.

"gue harap Lo gak bakalan nyesel Sat,"batin Radhit bermonolog.

dengan langkah cepat Satria langsung berjalan menuju parkiran, Satria menghidupkan motornya dan berlalu pergi menuju rumah sakit Cendrawasih dengan kecepatan tinggi menyalip beberapa kendaraan.

Satria terus menggas motornya tanpa memperdulikan keselamatannya ataupun keselamatan orang lain, pikirannya terus tertuju kepada Aira.

kata-kata Aira terus berputar dalam ingatannya, semuanya salah dirinya. kenapa bisa dirinya semarah itu dan tidak mencari tahu dulu semua kebenarannya?

Satria mengumpati dirinya dalam hati, jika terjadi sesuatu pada Aira. Satria akan pastikan tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

ini yang di takutkan Satria, yaitu menyakiti hati Aira dan membuat Aira sedih. Satria telah melanggar janji Dirga untuk tidak membuat Aira sakit hati ataupun menangis.

"berengsek!"batin Satria.

"Lo berengsek Sat!"batin Satria bermonolog terus menerus mengumpati dirinya sendiri.

-Satria & Aira-

spam Next part yu!!!

jangan lupa follow akun Instagram @sasya_ssya & @wattpad_ssya untuk mengetahui informasi Cerita yang saya buat!

jangan lupa follow akun tiktok rainhujan_ yu!!!

spam komen suapaya semangat upnya !







kisah Satria & Aira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang