Epilog

322 19 0
                                    

hari-hari telah berlalu, hari ini adalah hari Aira ulang tahun. Satria akan berkunjung ke pemakaman Aira untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan buket bunga mawar.

Satria sudah rapih dengan kaos polos, celana jeans, ditambah jaket Antranos dan tidak lupa slayer di tangan kanannya.

Satria turun menuju besment untuk mengambil motonya, Setelah itu Satria melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

ibu kota hari ini cukup ramai, kerena weekend dan banyak orang yang ingin berlibur ke pantai atau mall-mall ibu kota.

Satria menghentikan motornya di toko bunga dekat dengan pemakaman Aira, setelah membeli bunga Satria kembali melanjutkan perjalanannya.

Satria turun dari motornya berjalan santai menuju pemakaman Aira, Satria memakai kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Satria menaburkan bunga di atas pemakaman Aira, Satria sengaja menaburkan bunga yang bertuliskan HBD di atas pemakaman Aira.

lalu menyimpan buket bunga mawar di atas batu nisan Aira, Satria tersenyum.

senyum yang sendu.

"Ra, udah satu bulan lo ninggalin gue. tapi gue masih belum bisa lupain lo dan masih rindu senyum lo."ucap Satria.

"happy Birthday my princess."ujar Satria dengan mencium batu nisan tersebut.

Satria mengambil kalung yang berada di saku jaketnya, lalu mengangkatnya ke udara seolah-olah sedang memperlihatkan kalung tersebut kepada Aira.

"tadinya kalung inisial A, ini gue mau kasih ke lo sebagai kado ulang tahun lo. Tapi lo nya udah gak ada di dunia ini Ra."Satria tersenyum.

"oh iya Ra, gue udah ngabulin permintaan Lo untuk tampil di acara pensi sekolah. gimana lo senengkan Ra?"

"sekali lagi happy birthday Ra, I LOVE YOU ALWAYS."ucap Satria mengelus batu nisan tersebut.

"gue balik ya Ra, samapai bertemu lain hari. lo akan selalu menjadi tokoh utama dalam cerita hidup gue."ujar Satria yang beranjak berdiri.

Satria mulai melangkah meninggalkan tempat itu secara perlahan, tempat ini yang mungkin akan sering Satria kunjungi ketika merindukan gadis itu.

Gadis yang mengajarkan Satria arti kebahagiaan dan penyesalan.

Satria menaiki motornya dan berlalu pergi menuju gedung tua ibu kota, hanya untuk menikmati udara pagi disana.

rencananya setelah lulus nanti, Satria akan pindah ke Bandung untuk menemani Sang nenek yang berada di Bandung.

Bandung adalah kota yang menjadi saksi bahagianya dulu sebelum pada akhirnya kedua orang tuanya berpisah, Satria masih ingat betul bagaimana cara bahagia saat itu.

Satria sangat merindukan neneknya, yang selalu menemani Satria dulu saat masih kecil.

Satria menghentikan motornya dan melangkah menaiki anak tangga, tempat ini masih sama.

sudah dua Minggu Satria tidak kesini, masih ada tempat duduk rotan yang selalu menemani hari-hari Satria ketika berada di sini.

"tempat ini Ra, mungkin gue gak bakalan sering ketempat ini lagi."ucap Satria.

Satria membuka iphone-nya lalu melihat galeri yang di penuhi oleh foto Aira, gadis itu masih selalu lucu di ke-dua matanya.

saat Satria hendak mematikan iphone-nya tenyata Radhit menelfon, Satria mengangkat telpon itu.

Radhit menyuruh Satria untuk ke warnos, ada yang ingin Radhit bicarakan Kepada Satria katanya. Satria pun bergegas menuju Warnos.

****

kisah Satria & Aira [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang