13

91 4 0
                                    

"gak ada namanya sahabat antara pria dan wanita, semua itu palsu, pasti di antara kalian berdua ada yang nyimpan rasa. Baik itu kamu atau Yasmin"

Perkataan Audry membuat Yasmin kepikiran, Yasmin tidak mau munafik perkataan Audry memang benar tidak ada hubungan persahabatan antara laki-laki dan perempuan, pada akhirnya salah satu dari keduanya pasti ada yang menyimpan rasa, dan yang menyimpan rasa itu adalah dirinya sendiri, Yasmin.

Kini Yasmin tengah berada di sungai yang dulu pernah ia datangi bersama Juna. Gadis itu menarik nafas panjang saat ia kembali mengingat bagaimana kebersamaannya dengan Juna, persahabatannya yang indah kini hancur karena cinta. Sangat miris.

"gw kalah sama orang yang baru lo kenal, Jun. gw yang temani lu di saat-saat lu jatuh tapi ternyata yang lu ajak bahagia bukan gw tapi orang lain" Yasmin tersenyum kecut.

"Mungkin benar kata orang lu cuman anggap gw sebagai teman gak lebih. Hati lu terlalu di hiasi Audry dan itu buat gw terluka"

"TUHAN... APA GW SALAH SUKA SAMA SAHABAT SENDIRI. GW UDAH CAPEK PENDAM PERASAAN INI.. SAKIT BANGET. TUHAN..........."

Yasmin berteriak mengeluarkan semua unek-unek yang ada di dalam hatinya, pikirannya kacau ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

Bahkan semua orang kini tidak mau berteman lagi dengannya walaupun sejak dulu ia tidak mempunyai teman tapi setidaknya masih ada di antara mereka semuanya yang mau sekedar menyapa atau basa-basi. Tapi sekarang, saat berita hoax yang tersebar itu dirinya tak lagi mempunyai teman. Boro-boro mau menyapa, melihat wajah Yasmin saja semua teman sekolahnya menatapnya dengan jijik.

Dengan perasaan campur aduk Yasmin berdiri hendak pergi dari sungai itu, tapi ia harus berhadapan dengan pria yang kini menatapnya dengan tatapan sulit untuk diartikan.

"Hapus perasaan lu untuk gw"

Perkataan Juna mampu membuat Yasmin kaget, ia membulatkan matanya. Bisa di pastikan Juna mendengar teriakannya tadi, dalam hati ia sangat malu.

Tidak mau terus-terusan malu Yasmin memutuskan pergi dari hadapan Juna. Tapi tangan Juna lebih dulu mencegatnya untuk tidak pergi.

"Sampai kapan mau nyakitin diri sendiri ? Suka sama gue hanya akan buat lo terus tersiksa, sedangkan lo  tau gue gak suka sama lo. Kita hanya sebatas sahabat gak lebih dan gak kurang"

Deg

Yasmin tidak tau apa yang harus ia katakan, ucapan Juna membuat nyeri pada hatinya. Ia tau Juna tidak akan pernah menyukai dirinya.

Dengan sedikit tersenyum Yasmin menatap Juna sambil tersenyum.

" Gue berhak suka sama siapapun, termaksud lo. Gue juga gak pernah nuntut lo untuk suka sama gue, kan ? Gak apa-apa kalau  perasaan gue  gak akan pernah terbalaskan. It's oke, no problem, ini pilihan gw"

Ucap Yasmin dengan tersenyum, menampilkan lesung pipinya. Hanya itu yang mampu ia katakan setidaknya setelah ini mungkin bersahabat keduanya akan hancur hanya karena perasaan.

Sedangkan pria yang ada di hadapan Yasmin diam tak berbicara apapun, Juna memilih diam dan menatap wajah cantik Yasmin. Ada perasaan senang saat gadis itu mau jujur akan perasaannya tapi ada rasa sedih ia sudah mempunyai Audry dan tidak mungkin bersama dengan Yasmin.

"Mulai hari ini, kita gak sahabatan lagi"

***

Yasmin POV:

"Mulai hari ini kita gak sahabatan lagi"

Bagai di iris oleh pisau, perkataan Juna mampu membuat hatiku perih. Setelah 11 tahun kami bersahabat, pria di hadapan ku ini memutuskan persahabatan dengan mudahnya.

Bahkan tanpa sadar air mata yang sedari tadi aku tahan, mengalir dengan sendirinya. Apa mungkin ini mimpi ? Kalau ini adalah mimpi tolong bangunkan Aku sekarang juga, aku tidak ingin mimpi seperti ini ada dalam tidurku.

"Gue tau kok. Lo suka sama gue. Maka dari itu, kita putuskan hubungan persahabatan ini. Anggap persahabatan Lo sama gue gak  pernah ada selama 11 tahun"

Mendengar itu aku hanya bisa menangis pilu, dengan mudahnya ia mengatakan mengakhiri hubungan persahabatan ini.

"Maaf, menurut gue ini yang terbaik untuk Lo sama gue, gue tau Lo cinta sama gue. Tapi, gue gak pernah cinta sama lo, gue hanya cintai sama Audry.  Gue hanya anggap lo sebatas sahabat, itu aja. Gue juga gak mau nyakiti Audry karena terus-terusan dekat sama lo. Semoga lo nemuin sahabat yang lebih dari gue. Selamat tinggal"

Setelah mengatakan itu tubuh tinggi pria itu pergi dari hadapan ku, perginya membawa semua kenangan manis 11 tahun kami.

"Tanpa sadar lo udah nyakitin gue, Jun. Hati gue hancur dengan semua perkataan lo itu. Selamat tinggal gue harap Audry gak pernah sedikitpun nyakiti lo"

I'am YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang