17

106 2 0
                                    

"bi, Yasmin ada ?"
Tanya Juna yang duduk di ruang tamu, setelah bi Wati mempersiapkan Juna masuk.

Pria itu rela bolos hanya untuk mengetahui keadaan Yasmin. Ia merasa bersalah, Yasmin menelponnya puluhan kali tapi tak satupun ia angkat. Itu karena Juna sedang bersama dengan Audry.

"Ada, tapi non Yasmin gak mau bukain pintu kamarnya" jawab Bi Wati dengan lesuh, seharian ini Yasmin kembali mengurung dirinya di dalam kamar, dan  tidak mau makan. Hal itu membuat Bi Wati khawatir, takut maag gadis itu kambuh.

"Boleh saya masuk ke dalam kamar Yasmin, bi ?"

"Bibi takut non Yasmin marah, den"

"gak bi, dia pasti bukain pintu kamarnya"

Melihat Juna bersungguh-sungguh membuat Bi Wati mengiyakan, ia juga tau Juna adalah sahabat Yasmin jadi apa salahnya jika mencoba membujuk gadis itu agar keluar kamar.

Perlahan Juna menaiki tangga menuju kamar Yasmin, sesampainya Juna di depan pintu ia langsung mengetuknya dengan pelan.

"Yas, ini gw, Juna."

Namun tak ada tanda-tanda seseorang membuka pintu.

"gw tau Yas. Lu pasti kecewa banget sama gw. Maaf" Juna menundukkan kepalanya sambil terus meminta maaf di depan pintu kamar Yasmin.

Sedangkan di dalam kamar, Yasmin terisak pelan, semuanya ia dengar. Ucapan permintaan maaf pria itu membuatnya tak bisa menahan air matanya. Ia kecewa dengan sikap Juna.

"Sakit Jun, saat gw butuh lu tapi lu gak ada di saat itu" batin Yasmin sambil memukul dadanya yang sakit.

Yasmin yang masih menangis mencoba membuka pintu kamar, terlebih dahulu gadis itu menghapus air matanya dengan tangannya sendiri.

Pintu kamar terbuka, menampakkan Juna yang menatapnya dengan tatapan sedih.

Saat itu juga Juna langsung membawa Yasmin ke dalam pelukannya.

"Maaf" satu kata itu yang keluar dari mulut Juna.

Tapi tidak lama pelukan itu Yasmin lepas, menatap Juna dengan datar.

"gw butuh lu saat itu Jun, tapi lu di mana ? hiks....hiks...."

Yasmin terduduk di lantai hatinya hancur, mengingat kembali sang ibu yang telah pergi meninggalkannya.

"gw tau Jun, gw emang gak pernah berarti di hidup lu, tapi gw cuman butuh pelukan yang bikin gw tenang saat Mama pergi"

Juna menatap Yasmin dalam diam, menatap gadis yang sedang menangis di depannya, air matanya pun menetes. Gadis yang selama ini ceria, selalu ada untuknya, tak pernah sekalipun menunjukkan kesedihan di depannya. Kini sekarang lemah, tak ada kebahagiaan di mata gadis ini, Semaunya hilang.

Yasmin yang ia kenal tegar, hanya bisa menangis dengan semua takdir yang di berikan kepadanya, semuanya tak bisa di ulang ataupun di ubah.

Juna menuntun Yasmin untuk berdiri, terlihat tubuh gadis itu semakin kurus, kata bi Wati seharian Yasmin tidak mau makan.

"Tatap gw,Yas" perintah Juna.

Dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, Yasmin menatap Juna.

"gw sayang sama lu, sayang banget. Gw mohon jangan nangis lagi, ada gw di sini. Semua akan baik-baik aja"

Mendengar itu membuat Yasmin kembali menangis, memeluk Juna dalam diam, ia tau perkataan Juna adalah hanya obat penenang sementara. Itu semua hanya bohong, pada akhirnya Juna adalah milik orang lain.

"Jangan buat gw semakin berharap dengan perkataan bohong lu, Jun"

***

Jangan bosan baca cerita ini ya guys☺️

Menurut kalian siapa yang buat Mamanya Yasmin kecelakaan ?
Tega banget ya
Aku juga jadi sedih😭😭

VOTE
KOMEN
❤️

I'am YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang