Chapter 18 - Flashback Tay

2.1K 138 2
                                    

Off mengamati Tay yg sibuk mengamati liontin yg dipakai New. Ia mengerti sesuatu.

"Tay. Ikut aku" ajak Off kemudian bangkit dari duduknya.

Mereka telah berada di balkon dan bersender di dinding balkon.

Mereka telah berada di balkon dan bersender di dinding balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi. Apa kau sudah menemukan yg kau cari? Maksudku. Liontin itu" tanya Off tanpa basa basi.

"Hm. Sebenarnya aku telah mengetahui semuanya beberapa minggu lalu. Tapi aku tak percaya pada diriku sendiri. Aku seperti pengecut, Off. Bahkan sampai saat ini aku belum mengatakan padanya bahwa dialah seseorang yg kucari selama ini"

"Kuharap kau segera berbaikan dengan moon mu, Tay. Aku tau kau mencintainya. Dan kuyakin dia bisa menerimamu" jelas Off yakin karena dia tau perasaan kedua sahabatnya itu.

"Mengenai kau dan Gun. Kenapa kau mau dijodohkan dengannya? Kulihat kau bukan penyuka sesama jenis, Off" tanya Tay.

"Aku memang bukan penyuka sesama jenis. Aku hanya menyukai sahabat yg selalu bersamaku selama 10 tahun belakangan. Entah itu pria atau wanita. Jika aku merasa nyaman dengannya. Tak ada masalah bagiku"

"Oho... kau menyukainya kan? Sejak kapan?" Off tak menjawab. Ia menyesap minumannya yg sedari tadi ia genggam.

"Tay. Kau tidak ingin berbagi cerita padaku tentang moon mu itu? Aku penasaran. Apa yg membuatmu sangat menyukainya?" Tay terdiam sejenak.

"Baiklah. Aku akan menceritakan padamu"

Flashback

3 tahun lalu.

"Aku menolak perjodohan itu pa! Aku tidak ingin menikah di usia muda! Aku tidak mencintainya!" Teriak Tay pada kedua orang tuanya.

Ia sangat marah. Baginya. Selama ini orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Jarang meluangkan waktu untuk anak tunggalnya. Tiba-tiba mereka mengadakan kumpul keluarga dan berniat menjodohkannya dengan seseorang? Jelas Tay tidak terima.

Tay keluar rumah dan mengendarai sepeda motornya dengan sangat cepat. Ia tak habis pikir dengan orang tuanya. Tay melamun tak menyadari bahwa didepannya ada sebuah mobil. Ia tak dapat menghindar dan kecelakaan itu terjadi. Kesadaran Tay hilang.

Beberapa waktu kemudian. Ia membuka matanya perlahan. Dengan mata sayu ia melihat bibir seseorang yg sedang tersenyum dengan seorang berjas putih didepannya.

"Syukurlah, dia baik-baik saja" ucap orang itu dan sedikit tersenyum lega di bibirnya.

'Senyuman itu...' Tay tak melanjutkan kata batinnya. Ia terlalu lemah. Kepalanya berdenyut. Ia kembali menutup matanya.

Entahlah sudah berapa lama Tay tertidur. Ia akhirnya membuka matanya untuk pertama kali. Ia melihat sekeliling. Gelap. Satu kata untuk mendefinisikan kondisi rungannya. Hanya satu lampu yg ada di atas laci rumah sakit.

Sunshine and Moonlight END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang