Chapter 13 - Flashback New

2K 141 4
                                    

Flashback

3 Tahun Lalu.

Di malam hari, New mengendarai mobil dgn kecepatan sedang. Ia baru saja pulang dari pemakaman nenek tersayangnya. Ia menyentuh liontin yg melingkar di leher putihnya. Liontin itu adalah peninggalan neneknya beberapa hari sebelum meninggal. New teringat akan ucapan neneknya saat itu.

"Cucuku. Kau seorang pria tetapi wajahmu sangat indah melebihi seorang wanita. Wajahmu yg putih bersih bak sinar rembulan yg terlihat indah di malam hari. Kuharap kau segera menemukan seorang matahari yg akan melengkapi hidupmu" New mengernyit mendengar ucapan neneknya yg berbaring di kasur rumah sakit.

"Apa maksudmu Nek?" Bukannya menjawab, neneknya mengambil sesuatu dalam laci dan memberikannya pada New.

"Kau simpan baik-baik liontin itu, New. Ia akan menemukanmu pada jodohmu. Kuharap kau bahagia" New masih tak mengerti. Ia memasang liontin itu pada lehernya dan mengamatinya sejenak.

New melamun melupakan fakta bahwa sekarang ia sedang menyetir.

TINN TINN. Dari arah berlawanan, sebuah motor melaju dengan cepat menyadarkan New dari lamunannya. Namun terlambat.

BRAKKK. Kecelakaan itu tak dapar dihindari. Sang pengendara motor terjatuh dan berguling hingga ke tepi jalan dengan darah bercucuran di kepalanya. New panik. Ia turun dari mobil dan mendekati orang itu.

"B...bagaimana ini?" New menoleh ke kanan kiri namun tak ada satupun rumah warga maupun orang yg lewat.

Tanpa pikir panjang New menuntun orang itu dan memasukkan ke dalam mobil meninggalkan motornya. Ia segera membawa ke rumah sakit terdekat.

"Tolong sus" pinta New setelah sampai di rumah sakit.

Beberapa perawat membawa kasur rumah sakit dan mengangkat tubuh orang itu diatasnya. Mereka membawanya ke ruang IGD.

Kondisi orang itu saat ini hampir sekarat. Darah segar terus mengalir di kepalanya. Seorang perawat datang membawa sepasang alat kejut dan sang dokter menggunakan alat itu di area dadanya. Beberapa kali sang dokter melakukan itu namun hasil masih sama. Sangat sulit untuk mengembalikan detak jantungnya gar kembali ke titik normal.

Sedangkan diluar. New panik. Ketakutan. Ia tidak ingin masuk penjara di usia muda karena telah menabrak seseorang. Apalagi jika orang itu meninggal. New tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan dan sesekali menyebut nama neneknya untuk membantunya. Ia berdoa untuk keselamatan orang itu.

Ceklek. Pintu terbuka. New segera menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaanya dok? Apa dia baik-baik saja?"

"Detak jantungnya sudah kembali normal. Dia akan dipindahkan ke kamar inap" New bernafas lega.
"Kalau boleh tau, Anda siapanya pasien?" Lanjut dokter itu membuat New terdiam.

"Aku saudara jauhnya dok" New berbohong untuk menutupi fakta bahwa ia yg menabrak orang itu.

"Oh. Baiklah. Kau boleh menjenguknya sekarang"

"Terimakasih dok" dokter itu pun pergi.

New dengan ragu melangkah ke bilik yg ditempati orang itu. Ia mengamatinya. Terdapat perban yg melilit kepalanya serta beberapa lainnya di tangan dan kaki. Hingga pandangannya berhenti di wajahnya.

"Tampan" gumam New tanpa sadar.

Memang. Baru ini ia melihat wajah orang itu. Karena sedari tadi wajahnya tertutup helm full facenya.

New teringat sesuatu dan merogoh saku celana orang itu dan menemukan apa yg dicarinya. Sebuah ID Card.

"Tawan Vihokratana" gumam New membaca nama ID Card. Kemudian ia melirik orang yg terbaring lemah di depannya.

Sunshine and Moonlight END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang