Chapter 8

1.9K 146 11
                                    

Pagi hari di kediaman Tay New.

Terlihat New sedang menikmati sarapannya. Sebuah roti yg telah ia lumuri selai stroberi serta segelas susu kental manis. Ia adalah penggemar sweet dessert. New duduk di kursi teras sambil menikmati suasana sekitar rumahnya yg masih terlihat sepi.

Sreettt.

New menoleh menatap pintu disampingnya. Ia melihat Tay menyeret sebuah koper besar.

"Kau benar-benar akan menyusul Gun, Tay?"

"Hm. Aku bersungguh-sungguh dengan perkataanku. Pikiranku tak tenang, New. Aku takut dia kenapa-kenapa disana" jawab Tay masih sibuk dengan perlengkapannya. New terus mengamati setiap gerakan Tay.

"Jadi kau akan meninggalkan suamimu ini sendirian?" Tanya New setengah bercanda saat menyebutkan kata 'suami'.

"Tidak perlu berlebihan. Kita menikah bukan didasari cinta. Kau juga tau itu" jawab Tay seadanya tanpa memerhatikan ekspresi New yg berubah.

"Aku tau itu. Yasudah. Terserah kau saja. Hati-hati Tay" ucap New akhirnya setelah merubah ekspresinya kembali.

"Oke. Kau juga, New. Jaga rumah. Aku mungkin akan kembali bersama Gun. Jangan menungguku" pamit Tay.

"Hm. Cepat sana. Jangan sampai terlambat menyusul pujaan hatimu" sahut New dengan kekehannya.

Tay menyeret kopernya menuju bagasi agak kesusahan karena barang yg ia bawa sangat lengkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tay menyeret kopernya menuju bagasi agak kesusahan karena barang yg ia bawa sangat lengkap. Itulah saah satu kebiasaan Tay saat bepergian jauh. Ia harus membawa seluruh perlengkapannya termasuk berbagai macam obat-obatan yg ia butuhkan suatu saat nanti.

Ia memasukan kopernya ke bagasi belakang dan segera menuju ke kursi kemudi. Ia mengambil kunci mobil dalam saku.

"Sial!" Kuncinya tertinggal di meja kamarnya.

Ia keluar dan mengambil kunci di kamarnya. Saat keluar dari kamarnya, langkahnya terhenti mendengar sebuah suara dari ruangan di samping kamarnya. Pintu ruangan itu sedikit terbuka dan Tay tak melewatkan kesempatan untuk mengintipnya.

"Hahaha. Kau benar-benar. Awas saja jika kita bertemu" ucap seseorang berbicara dengan lawan bicaranya melalui teleponnya, yg tak lain adalah New.

"..."

"Apa? Lusa? Sebentar" New berjalan menuju meja kerjanya.
"Aku free. Baiklah. Kita akan bertemu dimana?" Lanjutnya. Tay terus mengamati New melupakan seluruh kegiatannya tadi. Ia teringat akan pria tadi malam yg berbicara pada New.

"Jadi begitu New kelakuanmu? Kau pasti sangat senang karena aku meninggalkanmu sendirian disini. Kau bisa menikmati hari-harimu dengan selingkuhanmu itu. Lihat saja, aku tak akan membiarkanmu bahagia" gumam Tay mulai geram melihat tingkah New yg menyembunyikan sesuatu darinya. Seseorang lebih tepatnya.

"Oke. Aku menunggu jemputanmu. Bye bye" ucap New sebelum mengakhiri sambungan telponnya.

"Ah. Aku lupa menjemur pakaian" New bergumam sendiri dan keluar dari kamarnya.

Sunshine and Moonlight END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang