○○○○○○Wang Yibo masuk ke dalam ruang rawat Xiao Zhan dengan ragu, pria itu sudah bangun dan duduk dengan tenang di atas tempat tidurnya, iapun mendekat, berdiri sambil menatapnya dalam diam.
"Kau datang?" Wang Yibo tak menjawab pertanyaan Xiao Zhan, lalu semakin mendekat dan duduk di tepi tempat tidur itu. Xiao Zhan menatapnya tanpa ekspresi, lalu mengalihkan tatapannya setelah itu.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Bagaimana menurutmu?" Wang Yibo terdiam lagi, dia tak tau bagaimana harus menjawabnya. Xiao Zhan tertawa kecil membuat Wang Yibo sedikit terkejut melihatnya, "tentu saja aku baik."
"Benarkah?"
"Kau percaya?" Wang Yibo diam lagi, sebenarnya, dia tidak tau apa yang dipikirkan Xiao Zhan saat ini. "Apa kau senang sekarang?" Xiao Zhan menatap lurus ke arah dinding putih yang berjarak beberapa meter di hadapannya.
"Apa maksudmu?"
"Apa kau senang melihatku seperti ini?" Wang Yibo menarik tangan Xiao Zhan, menggenggamnya penuh kelembutan.
"Mengapa kau berkata sepeti itu?"
"Kau tau tidak, apa yang sudah kau lakukan telah menghancurkan hidupku?" Wang Yibo terdiam, "apa kau tau bagaimana orang-orang menyalahkanku atas perbuatanmu? Apa kau tau betapa sakit rasanya di perlakukan seakan aku adalah penyebab dari semua yang kau alami? Apa aku pernah sekali saja memintamu untuk melakukan hal itu? Apa pernah?"
"Maafkan aku ..." Xiao Zhan menarik tangannya. Wang Yibo sudah melakukan banyak hal.
"Apa kau sudah lelah sekarang?" Menunduk, Wang Yibo merasa dirinya sudah melakukan banyak hal, tapi pada akhirnya dia justru melukainya lagi dan lagi. "Apa kau sudah puas dengan apa yang kau lakukan? Bisakah kau sekali saja berbuat untuk dirimu sendiri?" Wang Yibo terkejut, mendengar perkataan Xiao Zhan, "jika kau ingin membuat orang lain senang, cobalah untuk membuat dirimu senang lebih dulu, jika kau berusaha membuat orang lain senang sementara dirimu sendiri tidak merasa senang, apa kau pikir orang itu akan merasa senang?" Xiao Zhan menatap Wang Yibo dengan begitu datarnya, seakan dia sudah kehilangan semua ekspresi di wajahnya, "jika kau merasa bersalah padaku, setidaknya merasa berslaahlah pada dirimu lebih dulu."
"Aku ..."
"Berhentilah ..."
"Apa?"
"Berhenti melakukan itu, kau tidak perlu lagi melakukan apapun untukku, berhenti saja."
"Apa maksudmu?"
"Aku, tidak menbutuhkan apapun yang kau berikan, dan aku tidak mengharapkan apapaun yang kau lakukan."
"Zhan ..."
"Aku ... sudah lelah! Aku ... ingin berhenti sebentar, kau bisa melanjutkan hidupmu tanpaku. Kau mengerti."
"Tidak, tunggu dulu ... apa yang kau katakan, kenapa kau ..."
"Aku sudah berusaha memahamimu, aku selalu mencari tau kenapa kau bersikap seakan aku orang yang paling berharga untukmu."
"Itu memang kenyataannya!"
"Kau salah!" Xiao Zhan menggeleng pelan, rasanya seakan ada dua dinding tebal yang menghimpit tubuhnya, sesak dan dia tidak bisa bergerak. "Jika kau berpikir, aku lebih berharga dari dirimu sendiri, kau salah."
"Tapi itu memang kenyataannya, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk melindungimu."
"Hentikan saja ... ingkari janjimu!"
"Apa?"
"Sebuah janji di buat, bisa juga untuk di ingkari. Karena, tidak selamanya janji itu abadi." Xiao Zhan mengalihkan tatapannya, melihat keluar jendela dan berkata satu kalimat lagi yang mengakhiri segalanya. "Aku ... tidak ingin melihatmu lagi. Apa kau tau bagaimana perasaanku saat aku datang malam itu?" Xiao Zhan menunduk, menatap kedua tangannya yang beberapa hari lalu telah merenggut nyawa seseorang, "aku meyakinkan diriku, bahwa aku mungkin akan menyesal jika tidak datang menemuimu. Tapi, sekarang aku sadar. Aku justru menyesal telah datang, mulai saat ini, berhentilah ... tidak perlu melakukan apapun lagi untukku, rasa penyesalanmu itu ... seharusnya bukan untukku, melainkan untuk dirimu sendiri." Wang Yibo hanya diam mematung, dia bahkan tak bisa menjawab satu patah katapun yang di ucapan Xiao Zhan padanya. "Pergilah ..." satu kata itu, menyadarkan Wang Yibo diapun pergi tanpa kata dan tanpa ucapan perpisahan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Boss [YiZhan][TAMAT]
Fanfiction26/01/2021 ※※※※※ Masa sekolah yang tenang telah berakhir bagi Xiao Zhan, semenjak di kelasnya menerima murid pindahan yang sangat berandalan, bagaimana Xiao Zhan yang berperan sebagai murid yang 'tidak ingin' menjadi pusat perhatian, sekarang ha...