sore hari, jaemin keluar dari kamarnya. dia menuruni tangga dengan langkah cepat. rencana nya sih, dia mau keluar. alias mau ke tempat fotocopy-an. gak jauh, cuma beberapa langkah dari perumahan aja sih.
"nana mau kemana?"
jaemin menoleh pada bundanya. "mau ke depan dulu bun, nih fotocopy tugas." dia nunjukin satu map.
"lama gak? nanti aja deh, sekalian. kan kamu mau anterin bunda."
"loh. itu kan nanti malem, nana butuhnya sekarang bundaaa."
"yaudah, hati-hati ya. di anter jisung?"
"ngga, nana jalan kaki aja. dadah!" habis itu jaemin keluar dari rumahnya. sebenernya dia mau minta anterin jisung, tapi pas tadi di cek ke kamarnya. adik bungsunya itu sedang tertidur pulas.
jaemin mana tega banguninnya. lagian deket ini ah. dia juga berniat mampir dulu ke minimarket nanti, sekalian beli cemilan buat nemenin nugas.
"pakk! mau fotocopy ini ya." setelah menjelaskan mana saja yang harus di fotocopy, jaemin duduk di depan etalase.
"pakk! ngambil yang tadi dong."
"oh, ini ya."
"sip. makasih pak."
jaemin ngeliatin interaksi si bapak sama seorang cowok tinggi. kayaknya cowok itu seumuran sama dia deh, jaemin sempet ngelirik map yang diserahin kayak tugas-tugas juga.
cowok itu ngerasa ada yang liatin, jadi dia noleh ke jaemin. bikin si manis kaget. terus ngernyitin dahinya. "loh? lu yang di mall itu kan?"
jaemin berkedip-kedip. "hah?" ia menolehkan kepalanya ke kanan-kiri, memastikan tak ada orang lain, "aku?"
cowok itu terkekeh geli. "iya lo."
"eh? oh iya! bener, pantes aku ngerasa gak asing."
"lagi ngapain?" cowok itu sekarang duduk disampingnya, sebenernya urusan dia udah selesai cuma dia pengen aja ngobrol sama si manis ini.
"fotocopy tugas."
"oh, bareng temen?"
"ngga. aku sendirian."
"berani?"
"berani lah! dikira aku anak kecil apa ya."
"haha, rumah lu deket dari sini dong?"
"betul. deket, makanya aku berani."
"berarti ini pertemuan kedua, tanpa disengaja lagi. kenalan dong harusnya." cowok itu mengulurkan tangannya.
jaemin membalas jabatan tangan tersebut. "jaemin, salam kenal."
cowok itu senyum. "hyunjin kaenandra."
* * *
"cuma kita berdua aja bun?" tanya jaemin, dia sekarang udah duduk manis di kursi penumpang samping supir.
sedangkan bunda nya baru masuk ke mobil, bunda nya yang nyetir. "iya. jisung gak mau ikut, ayah kan belum pulang."
"kok? ini makan malem biasa?"
"betul. ini cuma temen bunda, bukan rekan bisnis."
jaemin mengangguk paham. sekarang pukul tujuh malam kurang dikit sih. udah gelap pastinya, jalanan masih cukup ramai.
biar gak gabut jaemin terus diajak ngobrol sama bunda nya, sesekali jaemin mainin handphone juga sih. semoga gak jauh-jauh amat rumah temen bunda nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] pawang | nomin.
Fanfiction❝ katanya jeno nyeremin, ih tapi kok gemesin gini? ❞ 𝙧𝙚𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙬𝙝𝙚𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙪𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙧𝙚𝙖𝙢𝙞𝙚𝙨 𝙨𝙖𝙞𝙙: iya lah, sama pawang sendiri mana bisa galak-galak. ★AU!Local, boyslove, harsh words, lowercase.