page xxvii

43K 4.9K 521
                                    

"jen, jaemin udah balik bareng adeknya. renjun sama haechan juga aman."

"bagus. thanks ya." kemudian jeno menutup telepon nya. barusan salah satu anggota nya, dia di tugasin buat mastiin jaemin pulang gak sendiri.

sesuai rencana, hari ini jeno bakal nemuin beberapa mantan ketua geng. mulai dari mark. jelas saja, ngapain kudu jauh-jauh kalo ada yang deket kan.


di sini lah jeno sekarang. duduk di pojok kafe milik abangnya. belum ketemu sama mark, kayaknya lagi sibuk deh. soalnya kafe juga lagi rame. bahkan sekarang hampir seluruh pengunjung kafe tengah menatap kearah nya, bikin jeno risih aja.

"maaf lama ya? nih kopi." mark datang dan menaruh satu cup gelas kopi di depan jeno.

"ada apaan?" jelas mark tanya, adiknya ini gak bakal minta ketemu kayak gini kalo gak ada hal yang penting.

jeno menatap mark dengan tatapan serius. "ini tentang permusuhan dreams sama kids."

"kenapa? mereka nyari gara-gara lagi?"

"bukan. tapi gue sama hyunjin, mutusin buat berdamai secara baik-baik."

mark diem, dia natep jeno begitu lama. "hah?"

.

.

.

"makasih ya. hati-hati!" ujar jaemin sambil melambaikan tangannya. mereka udah sampe ke rumah, renjun sama haechan langsung pamit.

dia jadi ngerasa gak enak. ya gimana, gara-gara dia renjun sama haechan kudu nganterin dulu kayak tadi.

"kak ayo masuk." ajak jisung.

"iyaa."

"kakak adek pulaaang!"

"tumben gak pada main dulu."

"gak bun capek."

"ADEK BUKU DI MEJA BERESIN YANG BENER IH" teriak si bunda, sebab tadi ia ngecek kamar anak nya satu-satu. jaemin sih rapih-rapih aja, giliran punya jisung buku nya ada di mana-mana.

"iya iyaaa."

.

.

.

"itu pernah gue pikirin sih. waktu itu gue ke markas juga mau ngomongin masalah ini sekalian. beresin aja jen, gak bagus juga ngedrama mulu."

jeno mengangguk. "gue udah ngomongin sama anak-anak. hyunjin katanya udah bilang juga. besok malem mau ngadain pertemuan."

"ati-ati biasa nya waktu-waktu begitu, yang berontak pada ngaksi."

"tau gue. udah ke catet yang berontak cuma 15. yah tapi lumayan, di antara mereka ada beberapa orang yang jago."

"terus? mau ngomongin ini doang?"

"iya. sekalian minta pendapat lo. harusnya gimana."

"udah bener. selesaiin aja, mungkin lo harus bicara sama mantan ketua lain?"

[✓] pawang | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang