pawang, started--
"tau apa kesalahan lo?" pertanyaan dengan nada yang terlampau dingin itu ngebuat seluruh manusia yang berada disana bergidik.
sedangkan si penghianat yang kini kerah bajunya udah digenggam si ketua hanya menunduk. tak berani menjawab, jangan menjawab natap aja udah ngga berani.
"jawab anjing!"
"s-sorry jen, gue diancam."
"lo tau di ancem harusnya inget perjanjian! bilang ke gue!" bentakan kembali dilontarkan.
orang yang wajahnya udah babak belur itu tak kembali menjawab.
si ketua mendengus, mendorong dengan kasar tubuh tersebut sampe ngebentur tembok di belakangnya. "sekali lagi gue denger ada penghianat kayak gini. gue jamin mati di tempat, ngerti?"
"ngerti bos!"
jeno, si ketua itu mendengus kesal sebelum beranjak dari sana. meninggalkan semua anggotanya yang benar-benar tak berani berkutik.
guanlin menggeleng, "baik-baik deh kalian, sebelum itu kepala pisah sama badan." ujar si tangan kanan ketua sambil mengikuti langkah jeno.
"mau kemana? bar?" guanlin menaiki motor yang disebelah motor jeno.
jeno menggeleng. "balik." katanya sambil memasang kan helm terus menghidupkan mesin motor, "besok suruh ke markas semua. beresin ke kacau an."
guanlin mengangguk patuh. "beres!"
* * *
seorang cowok manis lagi jalan sendirian di terotoan. padahal jam udah nunjukin pukul setengah sembilan malam, tapi cowok dengan hoodie hijau ini ngga peduliin.
cuman satu yang dia peduliin, yaitu beli cemilan.
sayang banget, dia baru pindah ke daerah sini. di rumahnya aja masih banyak barang yang belum di tata rapih. makan-makanan cemilan kesukaannya juga malah habis, makanya dengan nekat dia terobos ke minimarket sendirian.
jaemin, nama cowok manis itu. ia tampak memasuki pintu minimarket dan langsung pergi ke rak-rak berisikan cemilan.
"ah! ketemuuu." gumamnya gemas. mata bulatnya kembali beredar mencari yang lainnya.
"mana ya?" dia terus monolog sendiri, untung disana ngga ada banyak orang. coba kalo ada udah dikatain gila kali, manis-manis kok gila. kan ngga lucu.
dugh !
"e-eh aduh maaf yaa." katanya sambil meringis malu. aih, dia ngga sadar karena terlalu sibuk memperhatikan jejeran cemilan ketibang ke depan sampe-sampe nabrak bahu orang.
"iya. lo? gapapa? lumayan kenceng tadi nabraknya." suara berat menjawabnya.
"i-iya nggapapa, hehe. sorry." jaemin kemudian ngibrit dari sana, masa bodo sama cemilan lainnya. udah keburu malu mau pulang terus ngumpet di selimut ajaa.
sedangkan orang yang ditabrak tampak mengulas senyum tipis, mata nya tampak betah memandang jaemin yang sudah lari duluan menuju kasir. "gemes banget?" gumamnya.
tebak, siapakah dia?
* * *
"jeno pulang!" setelah masukin motornya ke garasi, dia langsung masuk ke rumah. di ruang tengah udah ada abangnya yang nungguin.
"akhirnya lo dateng, lama banget bangsat. nyasar kemana dulu sih."
"udah mah minta tolong, kaga tau diri pula lo setan."
"sopan dikit sama abang!"
"sabodo, belum pada pulang kah?"
"kan besok, pikun."
"lupa anjir. tau lah." kemudian jeno memilih buat ke kamarnya setelah melemparkan kresek berlogo minimarket ke arah abangnya dengan sembarang.
emang gitu, tiba-tiba nelpon minta nitip beliin rokok lah apalah, masih untung disanggupin. tapi kagak ada rasa makasih-makasih nya, beban amat abang nya ini.
jeno sampai di kamarnya yang gelap gulita itu, tirai masih dia tutup sejak pagi ngga dibuka. tau deh ya fungsi nya buat apa coba kamar gelap gitu, mengundang hawa setan buat nangkring aja.
ah, tiba-tiba jadi inget cowo manis yang di minimarket tadi. untuk pertama kalinya seorang jeno, memuji seseorang. padahal abangnya kagak pernah tuh, yang ada dimaki-maki terus.
ia menggeleng, menghilangkan pikiran-pikiran nya. yah, kalau jodoh juga nanti ketemu lagi. tapi jeno berdoa, semoga bisa ketemu lagi, setidaknya buat tau nama dari manusia pertama yang membuatnya terpana.
* * *
"nana pulaang!"
"na, ya ampun. kamu beneran ke minimarket heh?"
jaemin mengangguk terus langsung jalan ke dapur. "iya bunda, kan tadi udah bilang."
"malem-malem gini ih. ngga takut apa."
"ngga dong, kan anak berani."
"lainkali ajak jisung kak, bahaya sendirian malem-malem." kata ayahnya yang tengah duduk didepan televisi.
"ih orang jisung nya tadi tidur. mana tega aku bangunin."
"kan kata ayah lainkali. udah sana tidur, besok hari pertama sekolah disini kan?"
jaemin mengangguk antusias. "iyaa! good night ayah bundaa!" kemudian dia berlari kecil ke kamarnya.
tak lupa cuci kaki, gosok gigi baru deh baringan di kasur yang empuk. tapi pas mau merem, dia malah kebayang adegan waktu di minimarket.
"aaaa kok ganteng banget yaa." ujarnya dengan histeris sambil nenggelemin wajah ke bantal, biar teriakan gak kedengeran sampe bawah.
"tapi muka nya serem, galak banget kayaknya." gumamnya setelah puas berteriak. dia kemudian menggeleng, "duh mending tidur deh."
•••
tbc.n. hai, ini habis di rapihin dikit, hehe. tapi keknya malah tambah berantakan duh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] pawang | nomin.
Fanfiction❝ katanya jeno nyeremin, ih tapi kok gemesin gini? ❞ 𝙧𝙚𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙬𝙝𝙚𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙪𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙧𝙚𝙖𝙢𝙞𝙚𝙨 𝙨𝙖𝙞𝙙: iya lah, sama pawang sendiri mana bisa galak-galak. ★AU!Local, boyslove, harsh words, lowercase.