Chapter 4

315 56 0
                                    


Vino mendekati Ari. Matanya tak luput dari Ari, Ia tetap menatap tajam ke anak satu - satunya itu.

"Ari, kamu udah pulang nak?" ujar Syifa yang datang menghampiri mereka.

Vino membalikkan badannya dan kembali duduk di sofa.

"Kamu dari mana aja sih sayang? Mama khawatir banget sama kamu." lanjut Syifa.

"Dari rumah Aileen, Ma." jawab Ari seraya tersenyum.

"Kamu udah makan?"

Ari mengangguk.

"Yaudah, Ari masuk kamar dulu ya, Ma." ujar Ari seraya pergi.

• • •

Keesokkan harinya..

Ari mengendarai motornya menuju sekolah. Cuaca pagi ini agak mendung, mungkin sebentar lagi akan hujan. Ari melajukan motornya sebelum hujan menghantam dirinya.

Sesampainya di sekolah, Ari langsung berjalan menuju kelasnya.

Saat menuju kelas, ada seseorang yang memanggil namanya.

"Kak Ari!" ucap seorang gadis seraya melambai - melambaikan tangannya kepada Ari. Ari menghampirinya.

"Ya, ada apa?" tanya Ari.

Gadis itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini aku buatin buat Kakak." ujarnya.

"Gak usah repot - repot, buat kamu aja." ucap Ari segan.

"Ih gak apa - apa, Kak. Ini sengaja aku buatin buat Kakak makan siang, aku juga udah buatin buat aku sendiri." ujarnya menyodorkan nasi goreng buatannya kepada Ari.

Ari menerimanya.

"Makasih ya, aku masuk dulu." ucap Ari seraya tersenyum.

Gadis itu mengangguk dan membalas senyuman Ari.

• • •

Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar dari kelasnya masing - masing.

Ari keluar bersama teman - temannya seraya membawa bekal yang di buatkan gadis yang ditemuinya tadi pagi.

Mereka berjalan menuju kantin untuk makan bersama.

Sesampainya di kantin, Ari melirik ke arah Aileen yang memanggil namanya. Aileen menekuk - nekuk telapak tangannya sebagai isyarat agar Ari menghampirinya.

Ari menghela nafas malas. Ia berpamitan pada teman - temannya dan langsung manghampiri Aileen.

"Lo ngapain di sini sendirian? Udah gak punya temen lu?" tanya Ari seraya duduk di samping Aileen.

"Bukan gitu, gua mau ngajak lo Makan bareng, nih liat gua bawa apa." ujar Aileen seraya membuka bekalnya yang berisi roti sandwich yang di bagi dua.

"Gak usah, makasih. Gua udag ada bekal sendiri." ujar Ari menepuk - nepuk bekal yang di pegangnya.

"Tumben lo bawa bekal, ini bikinan Masyif?" tanya Aileen.

"Bukan."

"Trus?"

"Dari Jihan."

Aileen melirik Ari sinis.

"Kena modus, lo!" ujar Aileen kesal.

"Modus apaan?" tanya Ari tak mengerti.

"Ini tuh tanda kalo dia itu suka sama lo."

Ari berpikir sejenak.

"Gak gitu, ini cuma ucapan terima kasih doang kok, karena kemarin gua udah nolongin dia." jelas Ari.

"Tetep aja modus. Namanya juga cewek, kalo tiba - tiba baik sama cowok, itu tandanya dia terpikat sama lo." ujar Aileen seraya memasukkan sandwich kedalam mulutnya.

"Sok tau, lo!" ujar Ari menoyor kepala Aileen. Aileen mengusap kepalanya yang tidak sakit.

Ari melirik ke Jihan yang sedang tertawa bersama teman - temannya.

"Mana mungkin dia suka sama gua."

• • •

Bel berbunyi. Menandakan saatnya pulang sekolah. Ari bersama teman - temannya langsung pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka.

"Lo gak ikut, Bro?" tanya salah satu temannya.

"Biasa, gua nyusul aja ntar." ujar Ari.

"Oke." jawab temannya seraya melajukan motor meninggalkan Ari yang tengah bersender di motornya.

"Aileen mana sih?" ujar Ari mulai kesal.

Jihan berlari menghampiri Ari.

"Kamu kenapa?" tanya Ari khawatir.

"Kak, bisa minta tolong gak?" tanya Jihan ngos - ngosan.

"Apa?"

"Tolong anterin aku pulang dong Kak, dirumahku lagi ada acara, aku harus segera pulang. Kalo misalnya naik ojek online, aku harus nunggu lagi, takut telat ,Kak. Sebenarnya aku gak di bolehin sekolah hari ini, tapi karena aku anak baru, aku gak mau ketinggalan pelajaran." ujar Jihan panjang lebar membuat Ari sedikit bingung.

"I-iya udah naik!" titah Ari. Jihan langsung naik dan Ari langsung melajukan motornya.

Lima menit kemudian, Aileen datang hendak menemui Ari.

"Ari mana?"

• • •

Halo, Assalamualaikum guys!

Aku mau ngingetin kalo cerita ini kan sepuluh tahun kemudian ya, jadi aku bingung mau bikin vibes masa depan atau enggak.

Tapi, biar lebih realistis, aku bikin seperti masa sekarang aja ya! Dan anggap aja cerita 'Muslimah Bobrok' yang pertama itu, cerita sepuluh tahun yang lalu, okey?

So, thank you so much for reading, and i hope you all stay healty ❤

Muslimah Bobrok! 2  (second generation) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang