"Oh, jadi ini yang namanya Jihan." ucap Silvi seraya mendekati Jihan."Hai Kak, aku Jihan." jawab Jihan ramah seraya bangkit dari duduknya.
"Gak usah sok baik deh lo." ujar Silvi mendorong bahu Jihan.
Jihan tersenyum kecut.
"Cowok - cowok di sekolah ini pada ngomongin lo, sampe cowok gua juga muji - muji muka munafik lo itu." ujar Silvin menatap jijik ke arah Jihan.
"Asal lo tau ya, gua juga pernah di posisi lo, jadi gak usah ngelunjak!" ucap Silvi menoyor kening Jihan.
"Salah aku apa sih Kak? Jangan suka - suka Kakak nyakitin anak orang." ujar Jihan geram.
Plakk..
Jihan terdiam. Satu tamparan mendarat di pipinya.
"Jangan kurang ajar ya, terakhir kali murid yang ngelawan sama gue, gua bikin dia dikeluarkan dari sekolah ini." ujar Silvi.
Tiba - tiba seseorang menarik Silvi keluar dari kantin.
"Lo apa - apaan sih?" tanya Silvi menghentakkan tangan Ari.
"Lo jangan seenaknya gitu sama orang lain, bukan lo yang satu - satunya berkuasa di sekolah ini.
"Gak usah ikut campur urusan gue!" titah Silvi.
"Dia itu anak baru, jangan lo ganggulah." ujar Ari seraya pergi.
Silvi menghentakkan kakinya kesal.
Ari kembali ke mejanya. Ia melihat Aileen sedang memakan burger miliknya.
"Katanya udah kenyang, tapi burger gua malah di embat." ucap Ari.
Aileen yang menyadari keberadaan Ari, langsung menghentikan kegiatan makannya.
"Eh, pahlawan kita udah balik, gimana?" tanya Aileen.
"Gimana apanya?" tanya Ari balik seraya melanjutkan makannya.
"Lo berantem ama Kak Silvi?"
"Enggak ah, gua kan emang gak pernah akur ama tuh cewek." jawab Ari santai.
Aileen mengangguk.
Aileen melirik Jihan yang mendekat ke meja mereka.
"Mau ngapain nih anak?" ucapnya.
"Ehm, Kak. Makasih ya, tadi udah nolongin aku." ujar Jihan.
"Santai, lain kali kalo di ganggu sama dia, jangan diladenin." titah Ari.
Jihan tersenyum. "Iya, Kak. Sekali lagi makasih ya." ujarnya sedikit menunduk dan kemudian pergi.
"Wih, pelet lo manjur juga, Ri!" sindir Aileen.
"Hati - hati kalo ngomong!" ujar Ari seraya menyumbat mulut Aileen dengan selada.
Aileen melirik Ari sinis dan mengunyah selada dimulutnya.Kring...
Bel berbunyi. Sudah saatnya masuk ke kelas.
"Udah bel tuh, masuk sana." titah Ari.
"Dih, lo sendiri?" tanya Aileen.
"Gua mau cabut, mau nikmatin masa muda." ujar Ari.
"Gua laporin lo sama Masyif kalo berani kabur!" ancam Aileen.
"Bodo amat!" ucap Ari seraya pergi.
"Ari!"
• • •
Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Namun, Aileen belum juga menemukan angkot. Ponselnya padam, Ia lupa mengecas ponselnya semalam.
Ia melirik jamnya. "Udah jam dua kok dari tadi ga ada angkot atau taksi lewat ya, malah gua belum sholat lagi." gerutu Aileen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah Bobrok! 2 (second generation) [END]
Fiksi RemajaDisarankan membaca 'Muslimah Bobrok!' terlebih dahulu. . . . Ari dan Aileen tengah membincangkan suatu pendapat dari seseorang yang katanya: "Persahabatan antara cewek dan cowok gak akan bertahan lama, ujung - ujungnya pasti jadi cinta." Mereka se...