Chapter 8

297 53 1
                                    

"Persahabatan bukanlah kesempatan, tapi tanggung jawab yang manis." - Khalil Gibran.

• • •

Setelah dua hari absen, Aileen kembali bersekolah seperti biasa. Mulai hari ini, Ian yang akan menghantar dan menjemput Aileen seperti permintaannya. Meskipun menyita waktu, apapun Ian lakukan untuk anak perempuannya itu.

"Aileen masuk dulu ya, Pa. Assalamualaikum!" ucap Aileen menyalam Papanya. Ia membuka pintu dan keluar dari mobil.

"Wa'alaikumsalam, baik - baik di sekolah." balas Ian sambil tersenyum. Aileen mengangguk dan melambaikan tangannya.

Aileen melihat Diana yang sedang berjalan sendirian, Ia pun mendekatinya.

"Assalamualaikum, Diana." ucap Aileen merangkul pundak Diana.

"Wa'alaikumsalam, wah, kamu udah sehat aja ya. bagus deh, temen aku udah balik." ujar Diana ikut merangkul Aileen.

Saat hendak memasuki kelas, Aileen melihat Ari tengah mengobrol dengan Jihan di depan pintu. Mereka berbincang dan sesekali tertawa, seperti sudah sangat akrab.

Ari melirik Aileen.

"Aileen! Lo udah sembuh?" tanya Ari mendekati Aileen. Aileen langsung membuang muka dan tak menggubris ucapan Ari. Diana menatap Aileen heran. Tumben tumbenan mereka berantem.

Aileen masuk ke dalam kelas dan langsung duduk ditempatnya.

"Lo berantem sama Kak Ari?" tanya Diana.

"Panjang ceritanya." jawab Aileen malas.

"Pendekkan."

"Iya." jawab Aileen singkat.

"Tumben, gara - gara apa?" tanya Diana seraya duduk disamping Aileen.

"Kepo lu, kek Dora." ujar Aileen.

"Gua cuma pengen tau kali."

"Males gua mau cerita." ujar Aileen

Diana menghela nafas. Ia masih penasaran kenapa mereka bisa berantem.

"Belakangan ini, Kak Ari lagi deket ya sama Jihan? Gua sering banget liat mereka ngobrol sambil ketawa - ketawa gitu, ngobrolnya gak tau tempat pula." ujar Diana.

"Bodo amat!" umpat Aileen membanting bukunya.

"Ya jangan ngamuk dong, Mbak." tegur Diana.

• • •

"Aileen!"

"Woy! Aileen!" panggil Ari dari parkiran. Ia tengah menunggu Aileen untuk pulang bersama. Namun, Aileen melewatinya begitu saja.

"Dia kenapa sih?" gumam Ari. Ari pun menyusul Aileen.

"Woy, lo gak mau pulang bareng?" tanya Ari.

"Gua pulang sama Papa." jawab Aileen.

"Tumben, Papa Ian lagi pulang cepet? Biasanya kan, dia pulangnya malem." tanya Ari.

"Bukan urusan lo!"

"Dari pada lo nyusahin Papa Ian, mending lo pulang sama gua." ujar Ari.

"Gak, makasih."

"Oke." jawab Ari kembali ke tempat motornya terparkir. Ia menyalakan motornya dan melajukannya meninggalkan kawasan sekolah.

"Tega banget sih." gumam Aileen seraya melihat ponselnya.

"Papa kok gak ngangkat telpon aku sih, ini kan udah jam pulang." gerutu Aileen.

Sejam berlalu. Namun, Ian tak kunjung datang. Kawasan sekolah pun sudah mulai sepi.

Muslimah Bobrok! 2  (second generation) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang