~ Chapter 1

1.2K 116 27
                                    

"Suara orang tua akan selalu jadi mayoritas" — The 1994

"Susan hari ini lo ada endorse tas, nanti ambil foto di taman depan aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Susan hari ini lo ada endorse tas, nanti ambil foto di taman depan aja."

"Abis itu ada endorse cat kuku."

"Eh ini ada chat mau endorse pelangsing, gimana mau lo ambil nggak?"

Nama gue Susan Zyvani Permana, seperti biasa pagi gue saat datang ke kampus akan disambut suara merdu Hyeri. Sampai sampai karena terlalu merdu gue jadi pening mendengarnya. Hyeri itu bukan asisten, manajer atau sejenisnya, dia sahabat gue dari pertama masuk kuliah. Kita sama-sama berada pada program studi manajemen.

Sampai sini udah paham kenapa Hyeri kayak gitu. Kalo belum gue kasih tau, jadi bisa dibilang sahabat gue ini sangat terobsesi untuk jadi manajer. Sejak maba pun kalo ditanya kenapa masuk manajemen pasti dijawab : 'Sejak kecil gue punya cita-cita jadi manajer makanya masuk manajemen, manajer apapun dah! penting jenisnya manajer titik kagak pakai koma.'

Gue sih nggak masalah sama cita-cita Hyeri, cuma agak pening aja kalo udah denger ocehan dia. Tapi lebih banyak bersyukur nya bisa kenal dia, berkat Hyeri juga gue jadi terjerumus ke dunia per-endorsement. Kalo di Bandung ada mama, nah di Jakarta ada Hyeri.

Terjerumus dunia per-endorsement dimulai ketika foto gue di repost akun instagram FEB Cantik. Respon gue biasa aja, karena banyak maba juga di repost. Tapi tiba-tiba followers gue yang awalnya puluhan ribu dalam semalam jadi ratusan. Kaget lah pasti, tapi lebih ke takut. Gue takut dikira beli followers.

Dari situ banyak banget DM masuk mau endorse. Pelangsing, pemutih, peninggi, program hamil, sumpah aneh-aneh yang masuk. Mungkin ada endorse barang bagus yang datang pas itu, tapi karena banyakan nggak jelas jadinya nggak ada yang gue terima.

Menurut gue nggak realistis aja gitu produknya, masa endorse pelangsing ke gue yang udah jelas langsing dari orok. Yakali before after pakai foto editan yang mana gue dibuat gendut, pembohongan publik namanya.

Nah, saat gue pusing menghadapi DM aneh-aneh itu datang Hyeri sebagai penyelamat, yang secara suka rela memilah satu persatu. Dan berlanjut sampai sekarang.

"Yer hari ini nggak endorse dulu gimana? lagi pusing nih, janji deh besok bisa." Gue menunjukan puppy eyes, biar Hyeri terketuk hatinya.

"Pusing kenapa sih? semua tugas KKN udah kelar kan. Magang baru mulai besok senin, ada apa cerita aja siapa tau bisa gue bantu?"

"Gue mau di Jodohin Yer-"

"Hah? serius lo?" Gue udah tau respon Hyeri pasti kaget dan nggak percaya. Gue hanya mengangguk lemah. Sama kayak Hyeri, respon gue juga kaget pas ayah telepon minta gue pulang ke Bandung katanya mau di Jodohin.

Walaupun udah jomblo dari maba sampai sekarang tetap gue nggak mau di Jodohin! setelah terakhir pacaran saat SMA, gue punya prinsip nggak akan pacaran sebelum lulus kuliah.

THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang