~ Chapter 16

257 39 2
                                    

"impulsive" – The 1994

"Gue lihat-lihat sejak pulang dari Surabaya tu muka jadi kusut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue lihat-lihat sejak pulang dari Surabaya tu muka jadi kusut. Ada apa, Kam?"

Deryl akhirnya membuka suara setelah memperhatikan Kama. Sejak kembali dari Surabaya Kama terlihat banyak melamun seperti memiliki banyak beban yang sedang dipikul.

"Gak apa-apa bang. Btw, gue lupa lo nikah tanggal berapa bang?"

"Nanti baca sendiri diundangan. Jawab dulu, ada masalah di project Surabaya?" Deryl masih mencoba membuat Kama jujur.

Kama meletakan kamera ke tempatnya. Sedikit gelagapan, takut Deryl berpikir ada masalah di project Surabaya. "Sesuai laporan bang, semuanya sukses. Ini gak ada kaitannya sama yang di Surabaya."

"Lu tau kan bentar lagi gue nikah?"
Kama mengangguk.

"Kalo gue udah nikah pasti waktu buat kesini gak kayak biasa. Beneran gak mau cerita cerita ke gue nih? mumpung waktu gue luang hari ini." Deryl tetap berusaha agar Kama membagi masalah yang dihadapi.

Kama masih diam.

Deryl menghela napas, bangkit dari duduknya lalu mengeluarkan kunci mobil bersiap akan pergi. "Oke kalo gak ada. Gue pulang deh sekarang—"

"Bang!" Kama menghentikan Deryl yang akan memutar badan meninggalkan ruangan itu. "

Deryl akhirnya kembali duduk di sofa mulai mendengar cerita Kama.

"Gue pacaran sama adiknya ko Lian, bang. Jujur gue nggak tau itu, sampai kita ketemu di acara kemarin." jujur Kama, yang tentu saja membuat Deryl kaget.

"Sejak kapan lo jadian sama Stella, bukanya lo masih sama yang di Jogja?" walaupun Deryl tau kisah percintaan Kama, tetap saja tidak bisa membiarkan adik sahabatnya dijadikan yang kedua.

"Waktu liburan ke Bali minggu kemarin bang. Stella beda bang, gue sayang banget sama dia. Stella banyak mengubah hidup gue, dan cara pandang gue tentang banyak hal. Stella benar-benar like a magic buat gue, bang"

Melihat cara Kama menceritakan Stella saja Deryl tau sedalam apa perasaan Kama untuk adik sahabatnya. Disisi lain, Deryl juga tau seprotektif apa Lian menjaga Stella.

"Dari wajah lo yang kelihatan banyak pikiran ini, gue yakin lo udah tau gimana Lian ke Stella." Kama mengangguk.

"Stella tau tentang Ruby?"

"Gue udah cerita semua ke Stella, bang."

"Gue tau ini sulit, tapi lo harus segera selesaikan semua dengan Ruby dan keluarganya, Kam. Lo gak bisa berjuang buat sama Stella kalau arah hubungan kalian aja nggak jelas." Deryl menepuk bahu Kama. "Gue percaya lu bisa, Kam."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang