~ Chapter 27

196 25 0
                                    

"party, party, party" —1994

Yuna memeluk putra bungsunya yang baru saja memberitahu jika sudah dinyatakan lulus dalam Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna memeluk putra bungsunya yang baru saja memberitahu jika sudah dinyatakan lulus dalam Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).

"Mami bangga banget." Yuna masih memeluk Sefano. Benar-benar bangga sampai tidak tahan menitikan air mata.

"Astaga mami nangis. Don't cry mi, cantiknya ilang lho." goda Sefano yang langsung dihadiahi pukulan oleh Yuna. "Kamu nih ya."

Mengambil ponselnya yang ada di meja Yuna bersemangat untuk memberitahu suaminya. "Wait mami mau call papi dulu. Happy banget pasti papi kalo tau."

"Aku juga mau kasih tau Kirana, mi."

Yuna tersenyum, paham jika Sefano sedang minta izin akan bertemu Kirana. "Mama mau buat perayaan kecil-kecilan. Dirumah aja acaranya, bawa mantu mami sama teman-temanmu ke rumah ya."

"Calon, mi. Orang belum menikah." ucap Sefano mengoreksi.

"Makannya buru menikah. Biar mami sama papi bisa main sama cucu, gak kerja terus."

"Bang Sultan dulu mi. Aduh ini kalo bahas nikah pasti gak kelar kelar, Sefano udah ditunggu Kirana. Mami silahkan call sama papi. Sefano berangkat dulu, mi." Tidak memberikan kesempatan untuk bicara, Sefano cepat mencium pipi sang mami kemudian berlari pergi.

Sampai di rumah tante Tiffany, Sefano menggeleng ketika baru saja turun dari mobil melihat kendaraan Kama dan Jodi sudah berjajar rapi di sana.

"Nah kan, muncul satu lagi." Seru Jeffano. Mencibir kedatangan pacar kakaknya. Selama seminggu Jeff di Jakarta hampir tiap hari bertemu Sefano, bagaimana ia tidak bosan.

Sefano yang membawa sebuah paper bag berjalan menuju Jeff. Tanpa berbicara dengan senang hati Jeff menerima paper bag dari Sefano. Semua orang yang duduk di ruang tamu menatap penasaran.

"Thank you, brother. Naik dulu ya semuanya, have fun." Jeff pergi setalah bertukar senyum dengan Sefano.

"Tansaksi apa kalian? Sefan, jangan diturutin bocahnya nanti kebiasaan." marah Kirana pada Sefano, karena sudah beberapa kali Safano membawa barang mahal untuk Jeff yang menurut Kirana tidak berguna.

Sefano jalan menuju Kirana lalu mengusap puncak kepalanya. "Cuma gundam sayang. Janji gak lagi. Maaf ya."  Kirana memutar mata malas.

Sefano hanya bisa tersenyum pasrah, duduk disamping Kirana yang mengabaikannya. "Kalian berdua kapan sampai Jakarta?" tanya Sefano merujuk pada Susan dan Jodi yang baru saja kembali dari Bandung.

"Baru banget. Gak lama lo masuk." jawab Jodi.

"Gue mencium aroma ada yang mau nikah nih."

"Mencium aroma, mencium aroma apaan. Udah kayak Roy Kiyosi aja lo Kam. Gak secepat itu juga buat nikah. Kita baru lulus minggu lalu njir. Jodi mau lanjut S2. Gue pun mau fokus karir dulu." jelas Susan.

THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang