~ Chapter 5

525 69 2
                                    

"Sesuatu datang tanpa disengaja" — The 1994

Tiga hari sudah Sefano tidak pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiga hari sudah Sefano tidak pulang ke rumah. Seluruh waktu dia habiskan di rumah sakit. Jam tangannya menunjukan pukul 11 malam, jalanan ibukota masih saja ramai, meski hari ini malam senin.

Sudut bibir Sefano terangkat setelah berkirim pesan cinta dengan pacarnya. Laki-laki itu sengaja berhenti dulu di supermarket dekat kompleks untuk membeli jus mangga.

Tidak tanggung tanggung, laki-laki itu membeli dua kardus jus mangga. Bukan untuk dirinya, tapi gadis bernama Kirana.

Entah, laki-laki itu juga tidak tahu kenapa melakukannya.

Sefano sampai di rumah hampir jam 12, tidak ada orang sama sekali. Melihat garasi penuh, laki-laki itu berpikir pasti penghuni rumah sudah pada tidur.

Laki-laki itu segara naik ke kamar setelah meletakan kardus jus mangga di dapur.

Brukk..

Sefano menjatuhkan diri ke ranjang empuk yang beberapa hari dia tinggalkan. Laki-laki itu meraba kantong celana, mengambil ponselnya.

Sefano bukan laki-laki romantis, dia cenderung cuek, berkali-kali dia berganti pasangan sebelum akhirnya bertemu Marcella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sefano bukan laki-laki romantis, dia cenderung cuek, berkali-kali dia berganti pasangan sebelum akhirnya bertemu Marcella. Hubungan keduanya sudah satu tahun terjalin, dan semua berjalan mulus seperti jalan tol- bebas hambatan.

Laki-laki itu meletakan ponsel di nakas, lalu melepaskan kemeja yang menutup tubuhnya, bukannya menuju kamar mandi Sefano justru membuka pintu menuju balkon. Hal pertama yang menyambut adalah angin malam, tubuh shirtless itu langsung diterpa angin malam.

Kaki Sefano melangkah semakin keluar ketika indra penciuman merasakan bau nikotin.

"Do you think it's cool?"

Suara dingin Sefano membuat gadis yang berada di balkon sebelah tersentak kaget.

"I need my space!"

"Gue nggak akan ganggu, kalau lo buang rokok itu!"

Sefano sudah berdiri di samping tralis besi pemisah balkon, tidak tinggi hanya sepinggang laki-laki itu.

THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang