~ Chapter 4

647 87 15
                                    

"Cewek sekarang kayak singa, galak, serem." - The 1994

Stella meregangkan tangan ke atas, lalu menekuk satu persatu jari tangannya hingga muncul bunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stella meregangkan tangan ke atas, lalu menekuk satu persatu jari tangannya hingga muncul bunyi. Meski lelah gadis itu merasa puas dengan gambar yang akan dia, dan timnya persentasi kan nanti siang.

Mata gadis itu sangat lelah. Namun, sebelum merasakan empuk kasur, Stella memutuskan mengambil stok susu kotak rasa moka di kulkas.

"Waaaaaa!"

"Eh, eh aku manusia mbak bukan demit."

Siapa yang nggak kaget, kalo pagi buta sekitar jam 5 pagi ketemu makhluk dengan wajah tidak kelihatan karena tertutup rambut acak acakan tak berbentuk, di dapur yang remang remang. Hal itu yang terjadi pada Stella sekarang.

"Hih, kamu itu siapa? pagi buta di rumah orang. Maling ya?" Tuduh Stella, yang tiba-tiba mengambil garpu lalu menodongkan ke orang di hadapanya.

"Garpunya di turunkan dulu ya."

Orang itu menurunkan tangan Stella, mengambil garpu.

"Satu, aku manusia bukan demit ataupun maling.
Dua, aku juga tinggal disini mbak.
Tiga, kanalkan namaku Kama Julius penghuni kamar bawah. Udah jelas?" Jelas orang asing itu, yang ternyata Kama.

Stella menyipitkan mata, sebab dia tidak yakin pada laki-laki di depannya. "Belum! Bisa saja kan kamu rampok Kama yang asli, terus masuk ke sini ngaku ngaku."

Kama mengusap wajahnya kasar, definisi sudah kasut makin kusut. Begitulah laki-laki itu sekarang, dia baru sampai tempat barunya itu jam 11 malam, lalu harus merapihkan barang sampai jam 1. Setelah itu membuat bahan ngajar mahasiswa semester empat.

Perutnya belum sempat di isi, badannya belum sempat menyentuh kasur, tapi sudah harus bertemu gadis bernama Stella.

"Udahlah terserah mbak!, saya lapar mau masak mie instan." ujar Kama pasrah, urusan perutnya lebih penting sekarang.

Dua mie instan goreng Kama ambil, ia masak tanpa perduli gadis yang sekarang duduk di kursi mini bar.

Stella masih betah mengawasi setiap gerak lelaki yang mengaku sebagai Kama. Menopang dagu sembari minum susu kotak rasa moka. Stella tidak bertemu Kama tadi malam, karena masuk kamar lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaan.

Siapa sih yang nggak terganggu lagi makan di lihat orang asing?

"Jangan di lihat terus, nanti suka." celetuk Kama, sembari menyantap mie.

"Wah, kok pd banget." Masih menopang dagu, kepala Stella bergerak ke kanan dan ke kiri mengamati fitur wajah cowok di hadapannya. "Ganteng sih...but you're not my type."

"Thanks, atas pujian nya."

"Hah? siapa yang muji kamu!"

"Hah? siapa yang muji kamu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang