~ Chapter 23

214 40 0
                                    

"The reason is you" — 1994

Seharian penuh Susan bersama mama Jodi yang sedang berkunjung ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian penuh Susan bersama mama Jodi yang sedang berkunjung ke Jakarta. Susan terlihat bahagia saat bersama Jessi, akan tetapi hal itu tidak terlihat saat Susan sudah bersama Jodi. Keramahan Susan pada Jodi hanya formalitas saja saat dihadapan mama Jodi.

Sejak kemarin Susan memang belum menyinggung tentang barang yang ditemukannya. Susan menahan karena tidak ingin membuat pertemuannya dengan mama Jodi terganggu.

Jodi sebenarnya sudah merasa ada yang salah dengan Susan sejak kemarin, Jodi memilih diam untuk mencoba memahami apa yang terjadi.

"Mama mau istirahat dulu ya. Susan malam ini menginap disini saja biar mama ada teman. Mau kan sayang?" pinta mama Jodi agar Susan mau menginap di panthouse milik Yusman family.

"Iya ma."

Jessi bangkit dari duduknya, untuk beristirahat di kamar. "Makasih ya. Yasudah mama ke kamar dulu, Jodi jagain calon mantu mama ya. Awas kamu kalo sampai lecet."

"Iya, mamaku."

Sepeninggal Jessi, ruang tamu yang hanya ada Jodi dan Susan jadi terasa hening. Jodi beringsut turun dari sofa berlutut dihadapan Susan. "Sayang, kamu marah sama aku? Aku minta maaf ya kalo ada salah, yang membuat kamu marah." Jodi menggenggam tangan Susan.

"Aku ingin bicara berdua sama kamu."

Jodi mengangguk paham dengan permintaan Susan. Jodi membawa Susan ke kamar agar pembicaraan personal mereka lebih aman. Jodi duduk di sofa menunggu Susan yang duduk di tepi kasur, tepat dihadapannya.

"Selama aku bicara tolong jangan disela, sampai aku selesai." Jodi mengangguk setuju.

Susan mengatur nafas agar lebih santai dan emosinya terkendali. Susan ingin semua dibicarakan secara baik dia tidak mau bertengkar dengan Jodi. "Kemarin sepulang kita dari mall, aku lihat ada lipstick di mobil kamu. Aku mencoba berpikir positif tapi aku gak bisa. Please tell me the truth, apapun itu aku akan dengarin dan terima."

Jodi meringsut turun dari kasur dan menekuk lutut dihadapan Susan. Pikiran Susan jadi tidak karuan. Jodi belum mengatakan apapun tapi hal hal negatif berdatangan ke pikiran Susan.

"Itu punya Sena, mantan aku. Seminggu lalu dia masuk ke tim kejaksaan ku, dari tempatnya magangnya dulu dia dikirim untuk bekerja di tempatku. Tidak ada komunikasi apapun antara aku dan dia diluar pekerjaan. Tapi hari itu aku bodoh, harusnya aku gak langsung percaya saat dia nangis dan mohon mohon untuk menyelesaikan secara baik kejadian dulu." Susan memejamkan mata menahan agar tidak menangis, dan tetap mencoba tidak memotong penjelasan Jodi.

Jodi menggenggam tangan Susan " Maaf, maaf, harusnya aku cerita sama kamu lebih awal. Aku kira dia tulus minta maaf. Tapi ternyata aku salah, Sena emang sepicik itu. Sengaja meletakan lipstick di mobil untuk merusak hubungan kita. Sayang tolong maafin aku. Kalo kamu mau tampar aku, tendang aku gapapa aku terima karena aku emang salah. But, please forgive me."

THE 1994Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang