Eight

292 63 8
                                    


Ketika dia mendengar Tobio dan Kei berasal dari masa depan Shoyo tidak lagi heran, itu karena dia mengalami hal yang lebih aneh lagi dari mereka.

Shoyo adalah penyihir.

Tujuh belas tahun yang lalu dia adalah seorang penyihir yang berprofesi sebagai pembunuh, hampir semua sihirnya digunakan untuk menghancurkan kehidupan.

Dia hampir menjadi dewa kematian ditempat itu. Disana adalah dunia asal Shoyo, tempat dimana sihir menjadi prioritas. Kekuatan seseorang dinilai dari seberapa kuat dia dapat mengendalikan sihirnya.

Lalu tujuh belas tahun juga dia mati dan bereinkarnasi menjadi salah satu bagian dari keluarga Aumera. Orang pertama yang dilihatnya adalah seseorang dengan rambut dan mata senada yaitu berwarna abu-abu keperakkan. Dia tidak pernah melihat seseorang dengan kecantikan dan energi seperti itu sangat murni.

Shoyo menjalani hari-harinya seperti seorang bayi biasa, dia ingin menjalani kehidupan seperti orang biasa. Bukan seorang penbunuh di kehidupan masa lalunya.

Pada usia lima tahun Shoyo dapat merasakan ternyata sihirnya masih utuh, tapi dia menyegelnya menggunakan rune. Di tempat ini sihir bukan hal yang baik, dia sejenak ingin melupakan masa lalunya dan menjalani kehidupan sebagai seorang Aumera.

Dan beginilah Shoyo dia hampir melupakan jati dirinya dan melakukan banyak kegiatan yang dulu tidak pernah dia lakukan. Seperti memiliki keluarga yang lengkap dan memiliki teman misalnya, bahkan sekarang dia memiliki pacar.

Tapi dia sadar semuanya tidak akan bisa bertahan seperti ini selamanya, mengingat bencana yang akan terjadi dalam beberapa tahun ini. Kekuatan sihirnya sangat dibutuhkan, dia tidak bisa saja terus mengandalkan kekuatan fisik yang dilatih sejak kecil.

Shoyo saat ini berada disebuah hotel bintang lima, dia tadi lari dari kamp. Karena rasanya tidak mungkin untuk memecahkan segel rune dari sana.

Sihir memerlukan energi sihir sebagai komposisi dasarnya, penggunaan sihir biasanya sangat rumit. Di dunia Shoyo sebelumnya perlu menggunakan tongkat sihir yang dilengkapi oleh kristal sihir dan perlu membaca mantra.

Ketika ingin mengeluarkan sihir pun harus menggambar rune menggunakan energi sihir. Rune hanya bisa dilihat oleh pengguna sihir, jadi orang-orang biasa tidak bisa melihatnya.

Tapi Shoyo berbeda dia satu-satunya penyihir yang menggunakan sihir tanpa perlu menggunakan tongkat dan membacakan mantra. Dia menggambar sihir langsung diotaknya dan mengeluarkan sihir secara langsung, apalagi dengan sumper energi sihir internalnya yang besar.

Shoyo menjadi penyihir yang tak terkalahkan, harusnya.

Shoyo menyingkirkan karpet berbulu dari lantai kamar, karena energi sihirnya dikunci dia tidak bisa membuka segel dengan cara biasa.

Satu-satunya cara adalah menggunakan darahnya.

Shoyo mengiris pergelangan tangannya hingga mengeluarkan darah segar yang mengalir deras, ditampungnya darah itu di sebuah mangkuk.

Shoyo mengisi mangkuk hingga terisi penuh. Kehilangan banyak darah membuat wajah Shoyo menjadi pucat. Sebelum kehilangan banyak darah lebih banyak lagi Shoyo mengikat pergelangan tangannya untuk mengentikan keluarnya darah.

Shoyo menahan pusing dikepalanya dang berkonsentrasi menulis rune dilantai. Darah melambangkan kehidupan, dan setiap darah manusia walau sedikit pasti mengandung sihir.

Walau tangannya telah bergetar sedari tadi tapi rune yang dibuat harus sempurna, kesalahan sedikit saja runenya bisa-bisa menjadi gagal dan darah yang dikeluarkan Shoyo menjadi sia-sia.

MIRAI NO HITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang