Nine

283 61 3
                                    

"Kau dari mana saja Shoyo?"

Sohoyo ditanyai ketika dia baru saja masuk kedalam tenda oleh Tetsuya.

"Aku....habis jalan-jalan tadi"

"Ohhhh"

Mereka kembali tidur, samar-samar Shoyo dapat mendengar suara mendengkur. Mereka sepertinya kelelahan, Shoyo juga duduk diranjangnya.

Jam sudah menunjuk pukul setengah sepuluh ditambah dengan tubuh mereka yang kelelahan, sangat wajar untuk tertidur.

Shoyo sebelum kesini dibawah ibunya ke rumah menemui ayahnya. Dia mendapat ceramah panjang selama lima jam, dan itu sangat menyiksa raga dan jiwanya.

Shoyo sedang memikirkan untuk mengembalikan kekuatannya, pertama dia harus membuat rune penyimpanan terlebih dahulu.

Setiap penyihir memiliki rune penyimpanannya masing-masing, rune yang dimiliki berbeda-beda tergantung seberapa besar energi sihir penggunanya. Biasanya setiap penyihir memiliki dua rune, satu rune buatan sendiri dan yang lainnya berasal dari keturunan.

Maksudnya, rune penyimpanan yang kedua biasanya berisi peninggalan pendahulu, kakek nenek atau ayah ibu misalnya. Isinya juga beragam, tapi lebih banyak buku-buku sihir dan gambar-gambar rune.

Shoyo juga seperti itu dia memiliki rune penyimpanannya sendiri dan rune pendahulu.

Rune dibuat di kelima ujung jarinya, karena khawatir teman-temannya bisa terbangun Shoyo membuatnya sekecil mungkin. Walau mau bentuknya sebesar apapun rune tetaplah rune, selagi gambar lingkaran yang dibuat benar. Rune tidak akan kehilangan kekuatannya.

Shoyo melihat-lihat dirune penyimpanan kedua yang dimilikinya, walau runenya berukuran diameter 14cm tapi Shoyo masih bisa melihat benda-benda didalamnya. Gambar ditengah rune menunjukkan gambar sebuah buku, seperti foto.

Ketika itu bukan buku yang dicarinya Shoyo menscrool kesamping, rasanya seperti mengotak-atik hp saja.

'SIHIR ELEMEN TINGKAT TINGGI'

Huruf-huruf asing tapi Shoyo mengerti artinya tertulis di atas sampul buku, ini buku yang Shoyo cari apalagi buku ini tingkat tinggi. Shoyo sejenak merasa sedikit bangga kepada para pendahulunya yang banyak mewarisi buku-buku tingkat tinggi kepadanya.

Shoyo perlu mempelajari sihir ini lagi dari awal, dia takut karena sudah bertahun-tahun tidak memakai sihir kemampuannya sudah berkarat.

Plop!

Shoyo mengeluarkan buku dari rune, cukup berat dan sangat tebal. Mungkin selama hidup disini, ini adalah pertama kalinya Shoyo memegang buku setebal ini.

Shoyo sekali lagi tidak ingin membangunkan teman-temannya lagi, jadi dia membaca di bawah selimut dengan ditemani oleh cahaya samar-samar dari senter hp nya.

Dan untuk pertama kalinya, Shoyo begadang semalaman.

Walau sudah larut malam dan mata Shoyo sudah berat, Shoyo tetap memaksakan matanya untuk tetap terbuka. Ini juga merupakan sebuah latihan untuknya. Dulu saja dia tidak sering tidur karena bahaya yang selalu mengintainya.

Shoyo tidak percaya jika dia bisa dikalahkan oleh kantuk.

Plakk!

Wajah Shoyo yang sudah memerah ditampar lagi oleh Shoyo, itu supaya dia tetap menjaga kesadarannya tetap terjaga.

Tulisan-tulisan dibuku lama-lama Shoyo lihat makin kabur, hpnya tiba-tiba kehilangan cahayanya sepertinya baterainya habis. Kepala Shoyo jatuh keatas bantal dengan buku sihir di dadanya.

MIRAI NO HITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang