Twenty Two

264 42 2
                                    

Keesokan harinya Shoyo menemui Keiji dan Kotaro, dia masih mau bersenang-senang.

Jika saja ada yang tahu pikiran Shoyo mereka benar-benar akan bingung anak ini makannya apa sampai otaknya korslet.

Nada riang ia senandungkan sambil berlari-lari kecil mencari Keiji.

Tapi semakin lama suara Shoyo hampir tidak kedengaran lagi, dia menoleh kiri dan kanan bergantian. Ada banyak jenis orang yang lewat lalu lalang, tapi tidak ada yang pakaiannya sebagus dan serapi Shoyo.

Tidak yang lebih pentingnya bukan penampilan Shoyo, tapi tentang keadaanya. Dia tidak tahu sekarang ada dimana.

'Apa aku kembali saja dulu ya? Truss tanya orang yang tahu jalannya'

Shoyo berbalik dan berjalan kearah dia lewat tadi. Setelah melihat jalan asing di mana-mana Shoyo menepuk keras jidatnya, dia benar lupa tentang penyakit keseringan lupanya. Dia kan sedang tersesat!

Haduh, Shoyo menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan dirinya yang ternyata bodoh ini. Sedangkan yang lain heran kenapa dia baru sadar sekarang.

"Shoyo!"

Shoyo dengan cepat menolehkan kepalanya kearah datangnya suara.

Dan itu ternyata Tobio.

"Tobio! Aku senang melihatmu disini, tadi aku tersesat" Kata Shoyo memeluk erat Tobio.

Tobio menundukkan kepalanya mengelus rambut Shoyo dan mencium sudut matanya. "Ya, aku tahu" Katanya dengan suara rendah.

"Hoyaah, Shoyo tersesat lagi nih. Aduh kasian anak mami ayo ini minum susunya nak"
Ternyata dibelakang Tobio ada teman-teman Shoyo, dan yang berkata tadi itu adalah Korai.

"Mending anak mami, bersih. Dari pada situ, abis baru jadi keponakan sapi bangga" Shoyo mencibir balik ke Korai setelah melihat pakaian dan wajah mereka yang sangat kotor.

"Hahaha... Keponakan sapi"
Tetsuya tertawa menunjuk ke wajah Korai.

"Kau juga sama"
Korai memukul belakang kepala Tetsuya dan menunjuk pakaiannya juga.

Ya mereka baru saja diajak Tobio untuk latihan di luar. Dan cukup sulit memang, lagipula diakhir zaman begini siapa yang masih peduli tentang pakaian bersih sih?

"Kalian mau kemana?"

Shoyo mendongakkan kepalanya menatap Tobio.

"Kami ingin menukar barang ke perkumpulan guild"

Shoyo memiringkan kepalanya dan bertanya "Apa itu guild?"

Wahh dan mata polosnya Shoyo membuatnya gemas dan mencubit pelan pipinya.

"Itu seperti kelompok orang yang bekerja dibawah pangkalan, tugasnya mencari bahan makanan, inti kristal, senjata atau apapun itu yang bisa digunakan sekarang lalu dapat menukarnya ke perkumpulan guild milik pangkalan dengan apa yang dibutuhkan"

Sambil jalan dia menambahkan.
"Paling banyak dibutuhkan sih makanan, senjata, dan tentunya inti kristal"

Shoyo pura-pura mengangguk mengerti, padahal karena kalimat yang diucapkan Tobio tidak ada jedanya dia tidak mengerti beberapa.

Padahal yang diucapkan Tobio sudah sangat jelas dan mudah dipahami, tapi untuk Shoyo itu masih jauh sepertinya.

"Shoyo, tau nggak...."

Shoyo diajak mendengarkan pengalaman mereka sewaktu diluar pangkalan menghadapi zombie-zombie. Mereka mengatakannya sangat dramatis dan dilebihkan, seperti Tetsuya yang telah menguasai elemen air.

MIRAI NO HITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang