Koushi mengintip dari celah pintu dari ruang kerja suaminya dan melihat Daichi suaminya itu sedang membaca dan melihat berkas-berkas.
Pangkalan mereka penuh dengan orang-orang yang masuk, ada beberapa yang ingin pindah ke perumahan yang lebih baik perlu Daichi yang secara langsung menyetujuinya.
Ini hanya untuk sementara, setelah sistem pemerintahan di pangkalan telah tersusun dengan baik Daichi tidak perlu lagi menangani hal-hal yeng seperti ini.
Mungkin hanya setahun atau beberapa bulan.
Yang pasti intinya Daichi malam ini sibuk, dan waktunya Koushi menjalankan rencananya.
Tapi apakah Koushi harus sendiri, dia bisa saja memanggil salah satu putranya untuk membantu.
Siapa yang paling cocok diantara ketiganya ya?
Tiba-tiba sebuah nama munvul di kepala Koushi, dia segera mengendap-endap melewati ruang kerja suaminya dengan punggung tegak dan masih mempertahankan keanggunan aslinya.
Koushi tidak tahu jika Daichi telah meperhatikannya diam-diam sejak dia mengintip di depan pintu ruang kerjanya.
Daichi menekan tombol telepon kabel di meja kerjanya dan menelepon seseorang.
"Dia sudah keluar, siapkan dengan baik"
Lawan bicaranya tidak menjawab apa-apa dan Daichi tidak menunggunya, dia masih sibuk saat ini Daichi menutup panggilan dan melanjuti pekerjaannya.
Koushi berjalan menuruni lift menuju ke lantai di bawahnya setelah mengambil dua tas di kamarnya dan Daichi. Tepat satu lantai dibawah dia melewati koridor-koridor dan melihat nomor di tiap-tiap pintu yang ada.
G231
Itu dia Koushi mengetuk pintu beberapa kali dengan lembut, dia juga memanggil-manggil pemilik kamar yang saat ini dia pikir mungkin sedang tidur.
Dan tak beberapa lama kemudian penghuni kamar membuka pintunya.
Ceklek!
Itu Tobio.
Dia dengan wajah bantal dan rambut berantakkan dengan hanya mengenakan kaos dalam membuka pintu, matanya tida terbuka sepenuhnya menandakan dia masih setengah tidur.
"Bunda~? Kenapa disini?"
Penampilanya yang berantakkan dan sura seraknya memanggil Koushi membuat Koushi mengingat masa kecil Tobio.
Dia dulu kecil suka menempel dengan Shoyo kemana-mana. Bahkan beberapa kali ketika mau tidur dia tidak mau berpisah dengan Shoyo, apalagi Shoyo sepertinya kooporatif dengan Tobio dan ikut-ikutan nangis bersama.
Huuufffttt.....
Mereka berdua membuatnya setress saat masih kecil.
"Bunda?"
Suara Tobio membangunkan Koushi dari lamunannya.
"Ya sayang?"
Tobio tidak suka mengulangi perkataannya sebenarnya, hanya saja untuk ibu dan Shoyo mereka dikecualikan.
"Bunda kenapa disini?"
Koushi kembali ingat alasannya kesini, untung Tobio menanyakannya.
"Tobio sayang, mau bantu bunda gak?"
Koushi berkata dengan lembut dengan wajah memelas, bagaimana mungkin Tobio bisa menolaknya.
"Iya bunda....Tobio gak bisa nolak"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRAI NO HITO
FantasyShoyo di dunia apocalyps Kiyomi, Atsumu, Tobio dan Kei setelah mati karena patah hati ditinggal Shoyo, mereka kembali ke masa lalu. Setengah tahun sebelum datangnya kiamat. Dan mereka bersepakat untuk mencegah apapun caranya agar Shoyo tidak mati...