Malam itu Renjun berdiri seorang diri di pinggir jalan, menunggu temannya datang dan tanpa sadar melamun seperti orang bodoh. Ia menggeleng, mengecek arlojinya sekali lagi.
Masih sabar.
Sudah hampir setengah jam dan Yangyang masih belum datang menjemputnya.
Renjun berdecak. Saat lelaki chaebol itu tiba nanti, ia bersumpah akan memiting lehernya, memukulinya sampai mampus lalu menguburnya dalam-dalam di tanah.
"Liu Yangyang, lihat saja...." Desisnya. Renjun menghela napasnya. Ia menunduk. Dan melamun, lagi. Mencoba menunggu Yangyang dengan sisa-sisa kesabaran yang masih ia punya.
Harusnya sekarang Renjun sudah duduk manis di dalam mobil sesuai janji mereka dua hari yang lalu. Menyandarkan bokongnya dengan tenang di bagian jok belakang sambil berbincang dan bersenda gurau dengan Yangyang hingga mereka sampai di mall favorit dua sejoli itu.
"Ugh, benar-benar minta dijotos."
Lamunan Renjun buyar saat tiba-tiba ponsel di tangannya bergetar. Ia menggelengkan kepalanya. Fokus, Renjun.
Mata lelaki Huang itu menangkap chat yang masuk.
Dari Guanlin, sahabat kecilnya.
Guanlin
Junjun, apa kau sibuk?Apa ini? Guanlin ingin mengajaknya pergi?
Sial sial sial.
Kenapa tidak dari tadi pria setinggi tiang itu menghubunginya? Tahu begitu Renjun lebih memilih pergi bersama Guanlin.
Renjun
Hm, kenapa?Guanlin
Oh....
Sayang sekali, padahal aku mau menghabiskan malam minggu dengan bermain di luar bersamamuWhat?!
Ck, Renjun akan benar-benar membakar Yangyang hidup-hidup jika anak itu belum kelihatan juga dalam 5 menit. Ia masih memegang ponsel di tangan kirinya sambil sesekali melirik jam di layar kunci.
1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit....
Sret, bruk!
Bukannya Yangyang atau sekedar telepon darinya, yang Renjun dapatkan setelah 5 menit berlalu adalah seseorang menjambret tas dan ponselnya. Mendorong tubuh kecilnya keras hingga ia terhuyung.
Renjun menutup erat matanya. Merapal doa dalam hati kalau jatuhnya kali ini tidak akan terlalu sakit. Oh, Tuhan. Semoga saja.
Tapi kemudian ia merasakan dirinya melayang. Tidak, lebih tepatnya Renjun merasa lengan kokoh seseorang menahan pinggangnya. Tunggu dulu, jadi ia tidak jadi terjatuh, kan? Lelaki cantik itu mengerjap pelan.
Untung saja.
Tidak lama sebelum mata sipit itu mengerjap tidak percaya. Apa ia sedang bermimpi? Pria di hadapannya setampan dewa yunani!
Nanti Renjun tidak jadi melakukan hal buruk pada Yangyang, ingatkan ia untuk berterima kasih padanya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Jeno. Bulu kuduknya mulai sedikit merinding saat lelaki kecil dalam rengkuhannya itu tersenyum-senyum tanpa bicara apapun. Buru-buru ia membantu Renjun berdiri tegak. "Sebaiknya kau segera pulang, berbahaya sendirian di pinggir jalan malam-malam begini."
"Iya...." Renjun mengangguk pelan. Entahlah, ia seperti tersihir dengan ketampanan pria itu.
"Dan ini, tas juga ponselmu. Lain kali lebih hati-hati ya." Jeno mengembalikan barang-barang lelaki Cina itu. Renjun terkejut sebentar. Sejak kapan pria berhidung bangir itu mengambilnya kembali dari para penjambret tadi? Heol.
Renjun jadi semakin penasaran dengannya.
Menurutnya, ia sudah menemukan pangerannya. Saat Jeno hampir berbalik untuk kembali pada Jaemin-nya, Renjun menahannya.
Tanpa pikir panjang bibirnya menyambar bibir Jeno. Mengecupnya singkat lalu pikirannya blank.
Astaga, sejak kapan ia jadi se-bold ini?
Renjun segera mengambil alih tas dan ponselnya. Badannya membungkuk sopan. "Anggap saja sebagai ucapan terima kasih." Sungguh, sebenarnya ia malu.
Lelaki Cina itu hanya tidak tahu. Bahwa setelah ia berlari menjauhi Jeno tak tentu arah dan tujuan, di sisi lain pria tampan itu menerima akibat kecupan bibir tanpa pikir panjang dari Renjun dalam waktu yang lama.
Jeno kehilangan Jaemin, untuk sementara.
Sedangkan yang Renjun tahu, ia kini telah menemukan cinta pada pandangan pertamanya. Dan dirinya akan mencoba menjadikan Jeno miliknya, tanpa memikirkan segala kemungkinan yang ada.
Oke, Renjun sudah bertekad. "I will get him."
***
Vote & comment dulu dong maniez 😽
Jadi ini tuh kaya flashback dari sisi injun biar paham, mari kita daki mendaki menuju puncak HAHAHA
Ga belibet-belibet kok soalnya authornya lagi males sama yang berat-berat, biar jeno aja (eh)
Udah ada niat netesin work baru jadi pantengin aja okey
Babai~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [NOMIN]
FanfictionSetelah bertemu dengan Jaemin, ia adalah segalanya bagi Jeno. Bahkan jika maut memisahkan, Jaemin tetaplah dunianya berpijak. --> JENO x JAEMIN [BxB] [Angst] [Fluff] Rate: 13+ Status: ON GOING - YOUR VOTE ARE MATTER TO ME - Highest rank: #4 in Johnd...