part 12

551 22 1
                                    

Lumajang, 10 Juli 2021.

"Baik om saya akan menjaga Diana tapi saya tak akan berjanji sebab saya takut mengingkarinya tapi saya akan berusaha sebisa mungkin menjaganya" balas Bryan dengan tegas.

"Ini mau sekolah apa mau berangkat perang sih?" Batin diana.

"Ya sudah kalian berangkat saja takut kesiangan" balas mama.

"Iya ma" aku pun mencium tangan kedua orang tuaku tak lupa Abang dengan mengucapkan salam yang di ikutin Bryan.

BryanProvOf.

Gue merasa sangat deg-degan bahkan saat sudah menyetir mobil dengan Diana yang berada di samping ku pun.

Rasanya saat ayah Diana berucap seperti tadi jantung ku berdetak dengan cepat bahkan merasa ingin menghilang saat itu juga, tapi gue juga tau alasannya berucap seperti itu.

Ayah mana yang ingin anaknya kenapa-napa, ayah mana yang ingin anaknya susah, ayah mana yang ingin anaknya di sakiti, tidak akan ada jika memang perasaan sayang yang sangat tulus sudah bersarang di hati sang ayah.

"Em Din nanti pulangnya sama aku juga kan?" Tanyaku.

"Kalau kamu engga keberatan ya hayuk aja" ucapnya.

"Mana ada keberatan kamu aja engga aku gendong" balasku yang mencoba becanda dengannya.

"Ada-ada aja kamu yan" balasnya dengan terkekeh kecil yang membuat hatiku bergetar hebat hanya dengan melihat senyumnya.

Sungguh sangat dahsyat perasaan yang sekarang tumbuh di hati, hanya dengan melihat nya tersenyum saja sudah sangat berpengaruh padaku apalagi memiliki nya sangat lah beruntung bagiku.

"Becanda Din" balasku dengan senyuman.

Kita pun sudah tiba di sekolah dan langsung membuka pintu mobil dan keluar.

Berbelit banget ngomongnya, maaf ya engga tau enaknya kayak gimana.

"Makasih ya Yan udah anterin aku ke sekolah" balas Diana yang sudah keluar dari mobil.

"Iya sama-sama".

"Eh..coba liat mereka berangkat bareng" ucap salah satu siswa.

"Iya ya biasanya kayak kucing sama anjing" balas yang lainnya.

"Udah suka kali si Bryan, lagian cocok yang satu cantik yang satu ganteng" balas satunya lagi.

"Ya semoga aja engga akan akan keributan seperti biasa kayak dulu Diana sama si angel itu".

"Iya ya, tapi engga apa-apa seru tu".

Banyak banget yang membicarakan hal ini padahal cuman berangkat bareng saja sudah sangat menghebohkan sekolah, tapi untuk kata terakhir tadi semoga saja tidak terjadi meski gue tau Diana bisa melawan angel tadi gue takut Diana kenapa-napa.

"Ayo ke kelas" ucapku padanya.

"Kamu jalan duluan aja"balasnya.

"Kenapa engga bareng aja?" Tanyaku.

"Engga enak Bryan, kalau kamu juga berjalan di belakang ku itu membuat ku merasa sangat tak nyaman" balasnya dengan senyum yang lembut.

"Ah..iya" aku pun berjalan di depan dan dengan fikiran berkecamuk tentang Diana yang banyak berubah, dengan dia yang tidak menggunakan make-up, pakaian ketat dan sikapnya yang mulai melembut seperti bukan dia saja, tapi mana mungkin dia bukan Diana muka saja sangat sama apalagi yang ku tahu dia anak tunggal.

"Makasih udah anterin aku ya Yan" ucap Diana.

"Iya sama-sama belajar yang rajin jangan bolos" ucapku dengan mengelus rambutnya tapi ia tiba-tiba berjalan mundur seperti tak ingin aku sentuh.

Transmigrasi Putri Diana (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang