part 14

355 18 0
                                    

Lumajang, 11 Juli 2021.

"Kan gue cuman kagum aja ada orang yang se cinta itu dan memendam perasaan nya selama 6 tahun lebih" balasku yang mencoba mencari alasan tentang hal ini.

"Bryan ga suka orang yang dia suka ngeliatin orang lain, soalnya Bryan kalau udah suka orang biasanya bakalan bucin banget" balasan Reno tadi langsung membuat ku sadar bahwa ia cemburu.

Ah..lucu sekali dia hanya karena aku melihat Aldi saja sudah cemburu apalagi aku tersenyum pada lelaki lain di hadapannya.

Aku pun langsung pergi dan menyusul Bryan yang sudah keluar mungkin ke arah rooftop.

DianaProvOf.

Diana pun menyusul Bryan yang ternyata sudah duduk di kursi pojok yang waktu itu menjadi pertama kali mereka berbicara berdua tanpa berakhir penolakan dari Bryan.

"Kamu ngapain disini sih, mana tadi tiba-tiba pergi gitu aja engga sopan tau" balas Diana yang ikut duduk di samping nya dengan sedikit menjaga jarak.

"Ngapain?" Tanya Bryan tanpa menoleh ke arah Diana.

"Apanya?" Tanya balik Diana karena tak paham dengan ucapan Bryan tadi.

"Kesini".

"Oh..aku cuma mau bilang soal tadi..." Belum sempat Diana menyelesaikan ucapannya sudah di potong oleh Bryan.

"Ga usah di jelasin" balas Bryan dengan nada dingin tapi terkesan lembut.

Karena bagi Bryan di saat dia marah kepada orang yang di cintai-nya, dia tak ingin menggunakan nada dingin maupun membentak, kecuali memang dia tak menyukai kehadirannya.

"Tapi aku mau jelasin ke kamu, aku tuh lagi liatin Aldi tadi kar..."ucap Diana lagi-lagi di potong oleh Bryan.

"Aku bilang engga ya engga".

"Ya udah kalau gitu aku balik ke bawah aja, lagian kamu juga engga mau deket aku lagi kan" ucap Diana yang berpura-pura berdiri.

BryanProvOn.

"Kamu engga peka banget malah pergi" ucapku dengan nada kesal.

Lagian lelaki mana yang mau seseorang yang di cintai nya malah melihat orang lain dan itu langsung di hadapannya.

"Kamunya gitu"balasnya acuh.

"Jelasin" ucapku dengan dingin tapi dengan sekuat tenaga gue menahan untuk tidak melihat kan bahwa gue emosi.

"Tadi aku lihatin Aldi gitu karena aku kagum sama dia, sekarang jarang loh ada lelaki yang memendam perasaan nya begitu lama bahkan sampai 6 tahun lamanya dan tak pernah berubah"balasnya dengan melihat ke arahku.

"Aku juga bisa kayak gitu, tapi aku memang belum pernah mencintai seseorang selain kamu"balasku dengan nada yang mulai melembut.

"Iya aku faham".

"Jadi Diana kamu mau berkomitmen denganku, aku berubah fikiran dengan mengajakmu berpacaran tapi mari saling berkomitmen, aku mencintaimu begitu juga sebaliknya" balasku yang langsung menatap ke arah matanya.

Gue tau dia gugup itu sangat terbaca dari ekspresi wajahnya, dengan masa lalu gue dulu pasti membuatnya berfikir aku hanya bermain-main tapi apa dia tak merasakan bahwa sikap gue berubah dan lebih hangat padanya.

"Aku mau ngomong sama kamu ini tentang rahasia aku yang engga orang ketahui" balasnya dengan menghela nafas panjang.

"Rahasia?" Tanyaku dengan bingung.

"Iya, aku..aku bukan Diana yang asli, jiwanya sudah meninggal beberapa bulan lalu, dan namaku yang asli adalah putri anak dari seorang yang berasal dari desa yang memiliki seorang adik laki-laki, mungkin kamu bakalan engga percaya tentang apa yang aku bilang tapi..."jedanya dengan menarik nafas.

Transmigrasi Putri Diana (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang