Lumajang, 2 Agustus 2021.
"Kenapa kamu milih jurusan ini?"tanya Bryan.
"Biar kalau keluarga kita sakit mereka engga usah bingung nyari dokter kan ada aku"jawab Diana dengan muka songong.
"Iyain".
Diana pun melanjutkan kuliahnya yang berbeda tempat dengan Bryan, tapi tak bisa membuat hubungan mereka merenggang.
Mereka selalu saling mengabari, dan keluar bersama jika ada waktu.
Teman-teman Bryan pun juga memilih jurusan mereka masing-masing, dengan Angga yang mendaftar sebagai polisi, Reno yang memilih jurusan kedokteran sama dengan Diana dan Andi yang kuliah karena bercita-cita menjadi seorang dosen juga salsa yang memiliki cita-cita menjadi desainer.
Semuanya berjalan dengan lancar meskipun banyak sekali hambatan yang menghadang rasa Bryan dan Diana tapi mereka mampu melewati setiap hal yang terjadi.
Banyaknya wanita dan lelaki yang menggoda mereka, tapi memang pada dasarnya cinta yang sejati tidak selalu mulus jalannya, banyak batu dan kerikil yang menghadang menjadi bumbu pemanis dan penguat hubungan mereka.
Mereka sekarang sedang berada di sebuah cafe milik Diana bernama D'Cafe, Diana mendirikan cafe ini menggunakan uang tabungan Diana yang asli, jadi ketimbang nganggur duitnya di buat usaha aja, bersyukur cafe Diana selalu ramai yang di isi oleh muda-mudi.
Diana dkk berada di ruangan khusus atau bisa di bilang tempat pribadi Diana di cafe nya.
"Habis kuliah kalian mau lanjut S2?"tanya Andi pada yang lain.
"Gue kan udah jadi polisi, tapi kayaknya mau lanjut S2 sekalian naikin pangkat hehe"balas Angga dengan terkekeh kecil.
"Gue sih pasti lanjut"balas Reno.
"Gue juga, kan jadi dosen harus punya pengetahuan luas jadi lanjut aja"balas Diana yang di setujui oleh Andi.
"Kalau gue sih udah punya usaha di bidang yang gue bisa apalagi S1 udah cukup menurut gue, jadi gue engga lanjut mau fokus sama usaha gue dulu"balas salsa
"Kalau lu Yan?"tanya Angga kepada Bryan yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan teman yang lain.
"Lanjut"balas Bryan dengan dingin.
"Kemana?"tanya Diana dengan muka bingung, pasalnya dia tidak tahu tentang hal ini.
"Di suruh papa"balas Bryan dengan mengelus rambut Diana.
"Ish...aku tanya, keman?"tanya Diana kembali pada Bryan
"Korea Selatan".
"Lah jauh bener Yan" balas Andi.
"Bokap maksa"balas Bryan.
Sebenarnya Bryan juga tak ingin meninggalkan Diana sendirian, tapi papa-nya sangat memaksa Bray untuk kuliah S2 demi perusahaan, apalagi bryan anak pertama jadi dia harus menurutinya.
"Trus aku gimana?"tanya Diana pada Bryan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Engga gimana-gimana, kamu lanjutin kuliah, dan aku juga"balas Bryan dengan tersenyum pada Diana.
Yang lain hanya menyimak, karena mereka cukup sadar akan suasana mereka berdua.
"Maksudnya, kalau aku kangen sama kamu gimana Yan?"tanya Diana yang sudah mulai menangis.
"Do'a sama Yang Kuasa, bilang kalau kamu rindu aku",balas Bryan yang berusaha mencairkan suasana antara mereka berdua.
"Yan, aku gak becanda sekarang"ucap Diana dengan terisak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Putri Diana (Selesai)
Teen FictionAku serahkan raga kepadamu dengan mengubur semua luka yang pernah seseorang torehkan kepadaku.