🍋 Calon Mantu (2)

1K 200 34
                                    

Makan malam antara Keluarga Dewantara dan Pamungkas baru saja selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan malam antara Keluarga Dewantara dan Pamungkas baru saja selesai. Kedua keluarga nampak santai mengobrol di ruang keluarga. Johnny bahkan mengajak Azka untuk bermain monopoli.

Ada-ada aja emang nih calon bapak satu.

Sementara itu di teras depan rumah, ada Gama dan Alea yang sedang duduk santai sambil menikmati teh hangat. Sudah sepuluh menit mereka berdua hanya diam memandangi air mancur mini di halaman rumah.

"Ga," kata Alea tiba-tiba membuat Gama menoleh menatapnya.

"Kenapa?"

"Itu ... soal lamaran."

"Lamaran? emangnya kenapa sama lamaran?"

Alea menggelengkan kepalanya, nggak tahu kenapa tiba-tiba Alea jadi ragu mau kepoin Gama soal persiapan lamaran mereka.

"Alea?" tanya Gama. Dia yakin kalau saat ini Alea sedang menahan rasa ingin tahunya.

"Mmm, gue cuma pengen tahu aja soal persiapan lamarannya nanti. Kan lamarannya kurang dari dua minggu lagi, emangnya keburu buat nyiapin semuanya?"

"Maksud lo ... cincin?" tanya Gama kembali memastikan.

"Ya bukan cuma cincin aja. Semua keperluan yang lain kayak seserahannya, dekorasinya, dan segala macemnya."

Gama tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, membuat Alea heran karenanya.

"Kok senyum-senyum gitu sih? gue serius loh," tegur Alea.

"Ya nggak apa-apa, gue seneng aja lo nanya begitu. Itu artinya lo udah bener-bener mantep dong mau nikah sama gue."

Alea terdiam sejenak sambil memainkan kuku jemarinya, "Jawab aja kenapa sih."

"Oke, oke, gue jawab. Kalau urusan itu lo nggak usah khawatir, semuanya udah beres. Gue udah nyerahin semuanya ke sepupu gue. Kebetulan dia punya usaha EO dan udah biasa handle acara lamaran gitu. Tinggal cincin sama gaun buat lo aja yang belum."

"Lo udah nyiapin semuanya??" tanya Alea yang nampak terkejut.

"Iya."

"Semuanya??"

Gama kembali mengangguk. Dua hari yang lalu dia sudah mengurus semua persiapan lamaran dengan sepupunya. Mengingat Gama cukup sibuk di kantor bahkan nggak jarang harus pergi ketemu dengan klien setiap hari, Gama memilih untuk menyerahkan semua urusan lamarannya kepada si sepupunya itu.

"Kok lo nggak diskusi dulu sama gue?" Tanya Alea dengan nada bicaranya yang agak ketus.

Pertanyaan dari Alea itu membuat Gama terdiam. Gama memang tidak menanyakan pendapat Alea terlebih dahulu dan lebih memilih untuk mengurus semuanya sendiri.

Ternyata hal itu justru membuat Alea kesal.

"Ya ... gue pikir lo pengennya terima beres aja, makanya gue mutusin buat ngurusin semuanya sendiri."

GAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang