🍋 Gara-gara Bekal Makan Siang

1.1K 214 98
                                    

coba spill lagu favorit kamu minggu ini
me : D.O. - Somebody





vote & komennya jangan lupa 💜

Mobil Alea terparkir rapi di halaman kantor Gama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Alea terparkir rapi di halaman kantor Gama. Dia mengambil cermin dari dalam tas dan tak lupa merapikan rambut panjangnya. Bibirnya juga nampak mengecap-ngecap, memastikan agar warna lipstiknya merata.

Alea membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam kantor Gama. Gadis itu duduk di sofa yang ada di lobi, sepuluh menit yang lalu dia sudah memberitahu Gama jika dirinya akan datang ke kantor. Harusnya sih Gama nggak lupa dan membuat Alea menunggu lama di sini.

"Alea,"

Gama yang baru aja turun dari lantai dua segera menghampiri Alea. Agak heran juga karena Alea tiba-tiba bilang mau mampir ke kantor.

"Nih," ujar Alea sembari menyodorkan tas berisi kotak bekal kepada Gama.

"Apaan nih?" Gama sendiri malah kelihatan bingung.

"Makan siang buat kamu."

"Hah?"

Siapa pun tolong tampar Gama sekarang. Dia nggak salah denger, kan? Alea datang ke kantornya bawain makan siang?

Abis kesambet apaan nih anak jadi baik begini?

"Malah bengong. Asal kamu tahu ya, aku tuh udah capek-capek masakin bekal buat kamu."

"Masak? ini serius kamu masak sendiri?"

"Iya lah, tadi kan belajar masak sama Mbak Yuli."

"Tumben banget kamu belajar masak, dalam rangka apaan nih?"

"Emangnya nggak boleh kalau aku mau belajar masak??" sungut Alea kesal.

"Ya boleh, malah bagus kalau kamu sering-sering belajar masak gini. Jadi kalau udah nikah nanti kamu udah bisa masakin aku setiap hari."

Alea mendengkus melihat senyum di wajah Gama.

"Udah nih bekalnya dimakan. Aku mau ke kantor Mbak Jovita dulu."

Gama mengambil tas berwarna abu-abu dari tangan Alea. Dia mengintip isinya sebentar, ternyata beneran ada kotak bekal di sana. Berarti Alea beneran nyiapin bekal ini sendiri.

"Aman buat dimakan nggak nih?" tanya Gama mulai usil.

"Siniin bekalnya. Kalau kamu nggak mau makan biar aku kasih aja bekalnya ke Mas Lucas atau Mas Juna."

Gama segera menyembunyikan tas bekal itu di belakang tubuhnya.

"Enak aja! Katanya ini bekal makan siang buat aku, kok malah mau dikasih ke mereka?"

"Ya makanya nggak usah rese. Udah dimasakin bukannya bilang makasih malah ngeledek."

Gama tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat Alea mengerucutkan bibir. Tentu bukan maksud hati Gama untuk membuat Alea kesal, tapi rasanya memang menyenangkan setiap kali dia menjaili Alea. Ekspresi kesal Alea itu justru terlihat menggemaskan di mata Gama.

GAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang