🍋 Just A Friend

988 191 69
                                    

Siap-siap ngantuk, karena chapter ini ada 3000+ kata 😂





Suara radio mengiringi perjalanan Gama dan Viona siang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara radio mengiringi perjalanan Gama dan Viona siang ini. Sejak meninggalkan hotel tadi, keduanya memilih untuk diam—tidak ada obrolan berarti.

Sesekali Gama menatap jam di tangannya, ternyata sudah pukul 11. Dan kini berbagai pertanyaan mulai muncul di benaknya.

Kira-kira sidang skripsinya Alea udah selesai belum ya?

Alea lulus kan?

Alea bakal nyariin gue nggak ya?

Viona menggenggam erat clutch miliknya. Pandangannya sesekali tertuju pada sebuah cincin yang melingkar di jari manis sebelah kiri milik Gama. Ternyata Gama memang sudah bertunangan. Rasa sesal itu muncul kembali ketika Viona mengingat fakta bahwa ia telah meninggalkan Gama dua tahun yang lalu.

Mobil Gama kini berbelok masuk ke sebuah gang perumahan. Kedua alis Viona berkerut, dia pikir Gama akan membawanya ke rumah laki-laki itu, tapi sepertinya Gama justru membawanya ke tempat lain.

"Ga, kita mau kemana?" tanya Viona yang sudah sangat penasaran.

Gama menepikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah berpagar hitam. Dia mengambil ponsel dan kemudian turun dari mobil. Viona pun segera menyusul Gama, dia menghampiri Gama yang sedang sibuk menurunkan kedua kopernya dari dalam bagasi.

"Gama, kamu belum jawab pertanyaan aku. Ini rumah siapa? kok kamu bawa aku ke sini?"

Gama menghela napas sejenak, dia hendak menjawab pertanyaan Viona sebelum seorang pria berkacamata memanggilnya.

"Mas Gama," panggil pria itu.

"Eh, Pak Adi. Selamat pagi, Pak."

"Selamat pagi, Mas."

Setelah menyapa dan berjabat tangan dengan pria bernama Adi itu, Gama pun membawakan kedua koper Viona masuk ke dalam rumah. Dia meletakkan koper itu di teras.

"Gama," ujar Viona menahan lengan Gama yang ingin kembali ke mobilnya.

"Ini rumahnya Jean, gue udah minta izin sama dia dan dia bilang kalau lo bisa tinggal di sini untuk sementara. Lalu Pak Adi ini yang biasa ngurusin rumah ini, bukan begitu Pak?"

"Betul, Mas."

Gama mengangguk dan segera melepaskan tangan Viona di lengannya. Rasanya sudah lebih dari cukup dia membantu Viona untuk mencarikan tempat tinggal. Itu berarti urusannya di sini sudah selesai.

"Tadi Mas Jean sudah telepon saya ngasih tahu kalau temennya mau tinggal sementara di sini. Ini kunci rumahnya ya, Mas. Saya permisi dulu, kalau butuh sesuatu bisa langsung panggil aja. Kebetulan rumah saya ada di seberang."

"Terima kasih, Pak."

Pak Adi akhirnya pergi dari rumah itu, menyisakan Gama dan Viona yang masih berada di teras.

GAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang