🍋 Lulus!

1.1K 185 63
                                    

5 Maret 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 Maret 2021

Sekilas tidak ada yang spesial dengan tanggal 5 Maret, tapi bagi Alea tanggal itu sangat berarti untuknya. Penantiannya selama hampir lima tahun di bangku perkuliahan akhirnya berbuah manis karena tepat di hari ini Alea menjalani sidang skripsi.

Ruangan bertuliskan E.2.1 itu tertutup rapat sejak pukul 10 pagi. Lampu di dalam ruangan menyala dan sekilas terlihat dari balik jendela, layar proyektor sedang menampilkan slide presentasi.

Ya, di dalam ruangan itulah Alea dan keempat dosennya berada. Tidak jauh dari ruang kelas itu, ada Diandra dan Hilman yang setia menemani Alea sejak pukul 8 pagi tadi.

"Yang sidang kan Alea, kenapa jadi gue yang deg-degan begini anjir," celetuk Hilman sambil mengeluarkan sebungkus keripik dari dalam tasnya.

"Nanti juga lo bakal ngerasain sendiri Man," balas Diandra.

"Menurut lo, Alea bakal lulus nggak ya?"

"Lulus lah. Either lulusnya dengan revisi atau tanpa revisi, gue yakin Alea pasti lulus."

Hilman mengangguk sambil mengamini ucapan Diandra barusan. Terhitung sudah hampir satu jam acara sidang skripsi Alea berlangsung, namun belum ada tanda-tanda Alea keluar dari ruangan itu.

"Din, lo udah telfon Arin? dia nggak lupa ambil kue sama balon buat Alea, kan?"

"Udah, anaknya lagi di jalan. Paling bentar lagi juga nyampe."

Dan bener aja, belum ada semenit mereka mengobrol, Arin muncul dari arah lobi lantai dua ditemani Azka dan seorang perempuan.

"Din! Man!"

Arin nampak berlari menghampiri Diandra dan Hilman.

"Diem anjir, pake teriak-teriak segala lo."

Arin refleks menutup mulutnya, "Eh iya lupa, maaf Din. Alea belum keluar, kan?"

"Belum. Kuenya mana?"

"Kuenya ada di mobil. Selempangnya juga udah gue ambil, tapi masalahnya adalah gue lupa beli balonnya. Gimana dong?"

"Aduuuh, gimana sih Rin? kan gue udah bilang sama lo tadi buat beli balon."

Arin meringis, dia lupa membeli balon gara-gara kondisi jalan yang macet. Dia takut jika dia terlambat membawa kue untuk Alea nantinya.

"Kak,"

Ketiga orang itu menoleh bersamaan ke arah Azka.

"Eh Ka, lo bawa balon nggak?" tanya Hilman tiba-tiba.

"Balon? kayaknya sih ada di dalam sini."

Azka menyerahkan paper bag berwarna cokelat kepada Hilman.

"Lo bawa apaan nih, Ka?"

"Itu titipannya Mas Gama," ujar Azka santai. Dia kemudian duduk di sebelah Diandra, tak lupa pula mengajak perempuan yang ikut dengannya tadi untuk duduk di sebelahnya.

GAMALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang